Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Yuwono triatmojo
Per 31 Desember 2013, Taspen menggenggam 13,33% saham BUMI. Komposisi pemegang saham BUMI menjadi seperti berikut ini (lihat tabel).
Nama Pemegang Saham | Jumlah Saham | Porsi Saham (%) |
AJB Bumiputera 1912 | 26.178.100 | 58,17 |
PT Taspen (persero) | 6.000.000 | 13,33 |
Pelican Holding Limited | 4.800.000 | 10,67 |
PT Astek (persero) | 4.000.000 | 8,89 |
Masyarakat | 4.021.900 | 8,94 |
Rajin membagikan dividen
Dari sisi kinerja, bisnis perhotelan yang dijalankan BUMI di awal tahun 90-an sejatinya membukukan hasil yang menggembirakan. Aset BUMI yang utama saat itu adalah Hotel Hyatt Bumi Surabaya yang berubah nama menjadi Hyatt Regency Surabaya.
Hotel ini dikelola oleh Hyatt International Corporation yang merupakan operator hotel asal Chicago Amerika Serikat sesuai kesepakatan perjanjian menajemen tanggal 20 Oktober 1975. Perjanjian manajemen tersebut kemudian diubah pada 3 Agustus 1994.
Untuk pemasaran Hyatt International Corporation dikelola oleh Hyatt Worldwide Marketing Centre, untuk wilayah Asia Pasifik berkantor pusat di Hong Kong.
Hotel bertaraf internasional itu diresmikan oleh menteri perhubungan saat itu, Roesmin Noejadin pada Desember 1979. Saat diresmikan, pemegang saham Bumi Modern masih terdiri dari AJB Bumiputera 1912, Peter Sondakh dan H.A. Latief Thoyeb.
Baca Juga: OJK kembali semprit AJB Bumiputera, kali ini karena tak setor laporan keuangan
Pada tahun 1989, laba bersih Bumi Modern masih sebesar Rp 1,48 miliar. Adapun pada akhir tahun 1992 atau 2 tahun setelah IPO 1990, laba bersih BUMI naik 238,51% menjadi Rp 5,01 miliar.
Beberapa tahun pasca IPO tahun 1990, BUMI juga tidak pernah absen membagikan hasil keuntungan kepada perusahaan bagi pemegang sahamnya (dividen). Pada 5 Mei 1992, BUMI membagikan dividen untuk laba tahun 1991 sebanyak Rp 50 per saham atau senilai total Rp 1,75 miliar. Jumlah yang sama dibagikan BUMI, setahun berikutnya.
Maklum, lewat prospektus IPO tahun 1990, BUMI menyinggung soal pembagian dividen kepada calon investornya. Disebutkan dalam prospektus IPO bahwa perusahaan ini berencana membagikan dividen sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun.
Besar dividen yang akan dibagikan, tergantung dari laba bersih setelah pajak yang mereka peroleh. Sebagai ilustrasi, BUMI menyebut untuk laba bersih setelah pajak sampai dengan Rp 15 miliar, maka porsi dividen yang akan dibagikan berkisar 15% hingga 25%.
Sedangkan bila laba bersih setelah pajak yang mereka peroleh lebih dari Rp 15 miliar, maka porsi dividen yang dapat dibagikan adalah sebesar 26%-36%.