Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan harga minyak hari ini adalah berkah bagi rupiah. Indonesia adalah negara importir minyak, mau tidak mau harus mengimpor minyak untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri karena produksi domestik yang tidak memadai. Maka wajar bila harga minyak melemah rupiah menjadi menguat.
Senin (18/3) pukul 16.30 WIB harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman April 2019 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 58,16 per barel, turun 0,61% dari harga pekan lalu pada US$ 58,52 per barel.
Di sisi lain mengutip Bloomberg rupiah ditutup menguat 0,14% di level Rp 14.239 per dollar Amerika Serikat (AS). Sementara dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah terapresiasi 0,47% menjadi Rp 14.242 per dollar AS.
Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan negara produsen minyak lain sepeti Rusia dijadwalkan menggelar pertemuan pada 17 April-18 April untuk menentukan kebijakan produksi. Sebelumnya, OPEC dan non-OPEC sudah menerapkan pemangkasan produksi sampai 1,2 juta barel per hari, dan pertemuan selanjutnya akan menentukan apakah kebijakan ini berlanjut atau tidak.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim menilai penurunan harga minyak tentu membuat biaya impor komoditas ini menjadi lebih murah. Sehingga membuat tekanan di neraca perdagangan akan berkurang, dan nantinya merambat ke perbaikan di pos transaksi berjalan atau current account.
“Dengan transaksi berjalan yang lebih kuat meski masih defisit, rupiah punya fondasi yang kuat sehingga tidak mudah terombang-ambing,” kata Ibrahim kepada Kontan, Senin (18/3).
Ia menambahkan sentimen dari domestik masih berasal dari data neraca dagang Indonesia periode Februari 2019 yang mencatatkan surplus US$ 330 juta.
Ibrahim meramal dalam perdagangan besok matabuang Garuda akan ditransaksikan di kisaran Rp 14.200-Rp 14.260 per dollar AS. Sedangkan untuk sepekan diprediksi berada di level Rp 14.170-Rp 14.310 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News