Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah berhasil menguat terhadap dollar Amerika Serikat A(S) disokong oleh sentimen eksternal.
Mengutip Bloomberg, Senin (18/3) rupiah ditutup di level Rp 14.239 per dollar Amerika Serikat (AS), menguat 0,14% dibanding akhir pekan lalu yang ada di Rp 14.260 per dollar AS.
Sementara dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah terapresiasi 0,47% menjadi Rp 14.242 per dollar AS.
Penguatan rupiah saat ini disokong oleh sikap The Fed yang dovish pasca data ekonomi AS yang lebih lemah dari perkiraan Jumat pekan lalu. Bahkan dikabarkan The Fed akan memangkas suku bunga acuannya akhir tahun ini.
Asal tahu saja data manufaktur AS turun 0,4% pada Februari 2019, melemah untuk kedua kalinya secara berturut-turut. Sementara aktivitas pabrik di negara bagian New York lebih lambat dari yang diperkirakan bulan ini dengan pembacaan indeks 3,7.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan banyak investor yang berharap The Fed lebih baik saat ini menahan suku bunga acuannya, kalaupun menurunkan setidaknya pada akhir tahun.
Selain itu, sentimen datang dari Brexit. Sampai saat ini masih belum tahu apakah Perdana Menteri (PM) Inggris Theresa May dapat memperoleh dukungan untuk kesepakatan Brexit dari Parlemen Inggris. “Sebab voting kedua pada pekan lalu hasinya masih ditolak dengan selisih voting yang lebar,” kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Senin (18/2).
May hanya memiliki waktu tiga hari untuk memenangkan persetujuan untuk kesepakatannya meninggalkan Uni Eropa. Kabarnya dia ingin menghadiri pertemuan puncak dengan para pemimpin Uni Eropa pada Kamis (21/3).
Ibrahim meramal dalam perdagangan besok rupiah akan ditransaksikan di kisaran Rp 14.200-Rp 14.260 per dollar AS. Sedangkan untuk sepekan rupiah diprediksi berada di level Rp 14.170-Rp 14.310 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News