Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - Perusahaan tambang batubara, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melaporkan selama enam bulan ke depan tidak melakukan aktivitas eksplorasi. Khususnya untuk penambahan sumber daya di luar area yang telah memperoleh izin eksplorasi. Periode tersebut berlangsung pada Oktober 2017 sampai Maret 2018.
Raphon Prima, Analis NH Korindo Sekuritas tidak mempermasalahkan langkah PTBA untuk stop eksplorasi. Menurutnya, kegiatan mencari sumber batubara baru itu, belum begitu mendesak.
Pasalnya, PTBA memiliki cadangan batubara yang jauh signifikan jumlahnya. "Dengan adanya penghentian eksplorasi, cost dapat diminimalisir," terang Raphon kepada KONTAN, Senin (11/9).
Menurutnya, di sisi lain akuisisi tambang perlu dilakukan PTBA terutama di wilayah Kalimantan. Secara umum, produk batubara di Kalimantan lebih tinggi nilai kalorinya dibandingkan produk batubara di Sumatera. Dengan demikian harga jualnya juga lebih tinggi.
"Ketimbang membuka tambang dari nol di Kalimantan, akan lebih cepat bila PTBA melakukan akuisisi," imbuhnya.
Dia berpendapat, kemampuan PTBA dalam melakukan efisiensi menjadi sentimen positif. Net margin PTBA dapat terjaga pada posisi sekitar 20% sejak akhir 2016. Padahal net margin di periode-periode sebelumnya hanya di sekitar 14%. "Sumber efisiensi ini terutama terlihat jelas pada sisi beban jasa penambangan," tambahnya.
Selain itu, beban jasa penambangan saat ini sebesar 14% dari penjualan. Angka ini turun signifikan dari angka 25%. Hal ini menunjukkan keunggulan PTBA di tengah ancaman kenaikan fee yang akan diterapkan perusahaan jasa penambangan.
Raphon merekomendasikan buy PTBA dengan target harga Rp 16.150.
Sebagai informasi, total sumberdaya batubara PTBA saat ini adalah sebesar 8,27 miliar ton. Dengan total cadangan yang dapat ditambang yakni sebesar 3,33 miliar ton. Dari jumlah tersebut, apabila ditambang dengan kapasitas terpasang saat ini sebesar 30 juta ton per tahun, maka diperkirakan produksi batubara PTBA akan bertahan lebih dari 100 ton dari sekarang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News