kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bergerak Tipis Sejak Awal Pekan, Begini Prediksi Rupiah di Perdagangan Jumat (22/12)


Jumat, 22 Desember 2023 / 06:25 WIB
Bergerak Tipis Sejak Awal Pekan, Begini Prediksi Rupiah di Perdagangan Jumat (22/12)
ILUSTRASI. Rupiah akan bergerak terbatas pada perdagangan terakhir pekan ini.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah bergerak datar di perdagangan Kamis (21/12). Nilai tukar rupiah berpotensi menguat di perdagangan hari ini karena pelemahan kurs dolar Amerika Serikat (AS), pasca rilis data produk domestik bruto (PDB) dan indeks inflasi PCE kuartalan yang lebih rendah.

Mengutip Bloomberg, kurs rupiah spot ditutup pada level Rp 15.525 per dolar AS pada Kamis (21/12) atau melemah 0,09% dari posisi penutupan Rabu (20/12) Rp 15.511 per dolar AS. Senada, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar (Jisdor) melemah sekitar 0,14% ke Rp 15.533 per dolar AS dari posisi kemarin Rp 15.512 per dolar AS.

Pengamat Mata Uang dan Komoditas Lukman Leong mengamati, rupiah kemarin bergerak datar terhadap dolar AS. Hal ini dipengaruhi oleh Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang masih tetap mempertahankan suku bunga dalam usaha menjaga stabilitas rupiah, namun memberikan pandangan dovish pada perekonomian global tahun depan.

“Rupiah melemah tipis terhadap dolar AS dalam perdagangan yang datar,” ungkap Lukman kepada Kontan.co.id, Kamis (21/12).

Baca Juga: BI-Rate Berpotensi Turun Mulai Semester II-2024 dengan Total Penurunan 50 Bps

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mencermati dolar AS berada dalam posisi datar (sideways) saat penutupan hari Kamis, karena investor terus menilai prospek kebijakan moneter Federal Reserve. Sementara aksi jual tajam pada ekuitas memberikan beberapa dukungan.

“Investor juga menghindari pertaruhan besar menjelang angka akhir PDB AS kuartal ketiga pada hari Kamis dan indeks PCE inti bulan November pada hari Jumat,” imbuh Sutopo kepada Kontan.co.id, Kamis (21/12).

Sutopo menilai, indeks dolar tetap mendekati level terlemahnya sejak Agustus karena penolakan baru-baru ini dari pejabat Fed tidak banyak mengubah ekspektasi bahwa bank sentral akan mulai memangkas suku bunga tahun depan. Pasar masih melihat peluang sekitar 70% bahwa The Fed akan melakukan penurunan suku bunga pertama pada bulan Maret.

Menurut Sutopo, pergerakan rupiah di perdagangan hari ini akan bergantung pada angka akhir PDB kuartal ketiga yang dirilis Kamis (21/12) malam dan indeks PCE inti bulan November pada hari Jumat (22/12). Inflasi PCE sebagai pengukur inflasi pilihan The Fed diperkirakan naik 0,2% MoM di bulan November, sementara tingkat inflasi tahunan diperkirakan melambat ke level terendah sejak tahun 2021 sebesar 3,3%.

Baca Juga: BI Beberkan Progres Penerbitan Rupiah Digital

Lukman turut melihat adanya beberapa sentimen dari eksternal yang akan mempengaruhi rupiah di perdagangan Jumat (22/12). Rupiah akan ditentukan beberapa data ekonomi AS seperti data PDB final AS dan klaim pengangguran.

Investor akan mengantisipasi data inflasi PCE AS yang diperkirakan akan menunjukkan kenaikan pada penghasilan dan pengeluaran yang lebih kuat dari bulan sebelumnya. Namun kemungkinan rupiah dapat dikonfirmasi menguat setelah data PDB AS dan inflasi PCE ataupun inflasi PCE inti kuartalan direvisi lebih rendah.

Data yang dirilis Kamis (21/12) malam ini menunjukkan bahwa data Produk Domestik Bruto (PDB) AS direvisi lebih rendah dari 5,2% menjadi 4,9% pada kuartal III 2023. Indeks inflasi PCE inti di AS hanya meningkat 2% dari periode sebelumnya pada kuartal ketiga tahun 2023. Angka itu turun dari kenaikan 3,7% di kuartal kedua 2023 dan di bawah perkiraan awal kenaikan sebesar 2,3%.

Sementara indeks PCE di AS meningkat 2,6% dari periode sebelumnya pada kuartal ketiga tahun 2023, lebih tinggi dari kenaikan 2,5% di kuartal kedua 2023 tetapi kurang dari perkiraan awal kenaikan sebesar 2,8%.

“Dolar indeks berpotensi turun. Jadi rupiah kemungkinan besar bisa dibuka menguat,” imbuh Lukman.

Lukman memperkirakan rupiah akan bergerak melemah terbatas dalam kisaran harga Rp 15.450 per dolar AS–Rp 15.600 per dolar AS di perdagangan Jumat (22/12). Sedangkan, Sutopo memprediksi pergerakan datar rupiah masih akan berlaku di perdagangan besok dalam kisaran Rp 15.500 per dolar AS–Rp 15.600 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×