kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45874,39   11,11   1.29%
  • EMAS1.350.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Benteng Api Technic (BATR) Optimistis Pasar Refraktori Akan Meningkat


Jumat, 21 Juni 2024 / 16:33 WIB
Benteng Api Technic (BATR) Optimistis Pasar Refraktori Akan Meningkat
ILUSTRASI. Direktur utama PT Benteng Api Technic Tbk (BATR) Ridwan (tengah), bersama direksi dari kiri: Agus Hari Pramudianto, Aswin Asmantono, Sugeng Suryadi dan M. Rusli Ananda berbincang usai pencatatan perdana saham BATR di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (10/6/2024). Pada hari pertama debutnya di lantai Bursa, harga saham BATR dibuka pada harga Rp130 per saham atau naik 18,18% dari harga penawaran perdana Rp110 per saham. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/10/06/2024


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar industri material tahan api (refraktori) dinilai masih memiliki ruang untuk berkembang di Indonesia. Hal itu yang membuat PT Benteng Api Technic Tbk atau BAT Refractories (BATR) optimistis dengan bidang usaha yang dijalani.

BATR resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 Juni 2024 dan menjadi emiten ke-25 yang melakukan initial public offering (IPO) di tahun 2024.

Dalam IPO kemarin, BATR melepas 620 juta saham atau setara 20,5% dari total saham keseluruhan. Harga penawaran saham IPO BAT Refractories Rp 110 per saham, sehingga total dana segar yang dihimpun Benteng Api mencapai Rp 68,2 miliar.

BATR juga mencatatkan kelebihan permintaan atau oversubscribed sebesar 140,52 kali dari hasil pooling.

Seluruh dana yang diperoleh Benteng Api dari hasil Penawaran Umum Perdana Saham, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan dipergunakan Benteng Api untuk beberapa hal.

Pertama, sekitar 38,65% akan digunakan Benteng Api untuk pembelian tanah dan bangunan dari pihak terafiliasi. Kedua, sekitar 10% akan digunakan Benteng Api untuk pembangunan dan perbaikan bangunan.

Ketiga, sekitar 5,67% akan digunakan Benteng Api untuk pembelian peralatan laboratorium. Keempat, sekitar 6,84% akan digunakan Benteng Api untuk pembelian mesin produksi.

Terakhir, sekitar 38,82% akan digunakan sebagai operational expenditure (opex) atawa modal kerja berupa persediaan barang jadi dan bahan baku.

Sedangkan, dana yang akan diperoleh dari Hasil Pelaksanaan Waran Seri I seluruhnya akan digunakan BATR untuk modal kerja Benteng Api.

Baca Juga: Benteng Api Optimistis Lanjutkan Raihan Positif pada Tahun Ini

BATR didirikan pada tahun 2004. Berdasarkan prospektus IPO BATR, kegiatan usaha utama yang dijalankan oleh BATR bergerak di bidang perdagangan besar genteng, batu bata, ubin dan sejenisnya dari tanah liat, kapur, semen atau kaca, industri bata, mortar, semen, dan sejenisnya yang tahan api, industri barang tahan api dari tanah liat/keramik lainnya, konstruksi khusus lainnya YTDL, dan instalasi minyak dan gas.

Selanjutnya, kegiatan usaha utama yang benar-benar dijalankan oleh BATR adalah bidang manufaktur dan perdagangan produk refraktori (material tahan api) dan insulasi tahan panas beserta jasa konstruksi.

Direktur Utama BATR Ridwan mengatakan, pasar refraktori Indonesia masih memiliki peluang besar untuk bertumbuh. Pasar refraktori Indonesia mencatat pertumbuhan tingkat pengiriman sebesar 78,34% pada 2021 dan diperkirakan akan mencatatkan pertumbuhan CAGR sebesar 4,7% hingga tahun 2026.

Saat ini, Indonesia masih mengandalkan impor untuk memenuhi permintaan pasar refraktori yang terus meningkat. Porsi impor Pasar Refraktori pada tahun 2017 masih sebesar US$ 151,06 juta. Lalu, pada tahun 2021 porsi impor dari pasar ini sebesar US$ 204,63 juta.

Adapun China, Korea Selatan, Malaysia, Thailand, dan Austria termasuk di antara pemain pasar teratas pada tahun 2021. China memperoleh pangsa pasar terbesar sebesar 88,12% dengan nilai pengiriman sebesar US$174,84 juta.

Baca Juga: Pasca IPO, BATR Bakal Bangun Pabrik Baru

Menurut Ridwan, dinamika pasar refraktori didorong oleh meningkatnya permintaan produk refraktori di berbagai industri seperti industri baja, industri nikel, industri tembaga, industri pupuk dan petrokimia, industri semen, Industri kaca, industri keramik, industri minyak kelapa sawit, industri makanan dan minuman, industri pembangkit listrik, dan sebagainya.

“Peningkatan produksi besi & baja, nikel smelter dan berbagai macam smelter ditambah dengan meningkatnya permintaan akan konservasi energi telah diidentifikasi sebagai salah satu pendorong utama meningkatnya pasar refraktori di Indonesia. Hal itu tentu sejalan dengan optimisme kami untuk dapat terus bertumbuh ke depannya,” ujarnya saat ditemui usai IPO BATR, Senin (10/6).

Saat ini, BATR mempunyai beberapa produk bahan bangunan tahan api, yaitu castable refractory (semen cor tahan api), semen mortar tahan api, plastic refractory, fire brick, insulating brick, fire brick special shape, bed material, ceramic fiber product, calcium silicate product, glasswool dan mineral wool, serta cold insulation.

Terkait pemasaran, Ridwan mengungkapkan produk BATR masih berfokus untuk pasar domestik. Walaupun telah mengekspor produk ke Vietnam dan Timur Tengah, tetapi perusahaan ingin meningkatkan pangsa pasar di Indonesia. Saat ini, pasar refraktori Indonesia masih didominasi produk impor, yaitu mencapai sekitar 74%.

Distribusi produk terbesar BATR saat ini masih di daerah Pulau Jawa, Kalimantan, dan Sumatra. Untuk pangsa pasar BATR di domestik sekitar 10%-15%.

“Produk kami biasanya digunakan di kantor pemerintahan, khususnya di ruang arsip dan tangga darurat agar aman dari kebakaran,” tuturnya.

Baca Juga: Penawaran Saham IPO Benteng Api (BATR) Laris Manis, Begini Kata Manajemen

BATR juga memiliki 10 pelanggan utama yang menggunakan produk Benteng Api, yaitu PT Kilang Pertamina International, PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Iskandar Muda, PT PLN Nusantara Power, PT Indonesia Asahan Aluminium, PT Makmur Sejahtera Wisesa, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk, PT Chandra Asri Pacific Tbk, PT Pupuk Sriwijaya, dan PT Smelting.

Sekarang, BATR sudah memiliki dua pabrik fire brick, dengan luas pabriknya masing-masing sekitar 1,26 hektare. Selama tiga tahun terakhir, BATR mampu memproduksi produk-produk refraktori yang berkisar sebanyak 12.000 ton sampai dengan 13.000 ton per tahun, dari total kapasitas terpasang yang dimiliki oleh Benteng Api sebesar 17.600 ton per tahun.

Hal tersebut mengindikasikan bahwa tingkat produksi Benteng Api per tahun adalah berkisar sebesar 68,18% sampai dengan 73,86% dari total kapasitas terpasang.

“Pangsa pasar BATR di Indonesia sekitar 10%-15%. Capex di tahun ini sebesar 61,16% dari perolehan dana IPO,” tuturnya.

Baca Juga: Resmi Melantai di BEI, Saham BATR Naik 10,91%

Ridwan mengungkapkan, BATR pun berencana untuk membangun pabrik baru dengan dana hasil IPO. Diperkirakan nilai investasinya mencapai Rp 100 miliar.

Rencananya, pabrik baru itu untuk memproduksi fire brick atau bata tahan api dan monolithic refractory yang mempunyai spesifikasi khusus. Ini terutama akan digunakan di industri semen, smelter nikel, tembaga dan sebagainya.

“Rencananya sudah lama, tetapi realisasinya akan dimulai pada tahun 2025 dan akan mulai berproduksi pada tahun 2026. Lokasinya di Gresik, dekat pabrik yang sudah ada. Luasnya sekitar 1,64 hektare,” paparnya.

Per Desember 2023, Benteng Api berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 13,86 miliar dengan pendapatan usaha tercatat mencapai Rp 138,14 miliar.

Total aset BATR sampai dengan akhir Desember 2023 mencapai Rp 115,90 miliar, dengan liabilitas sebesar Rp 39,81 miliar dan ekuitas senilai Rp 76,08 miliar.

“CAGR kami dari tahun 2020-2023 lebih dari 20%, baik untuk pendapatan atau laba. Untuk tahun ini, kami menargetkan pertumbuhan pendapatan 15%-25% dari tahun sebelumnya,” ungkapnya.

Baca Juga: Pasar Material Tahan Api Meningkat, Benteng Api (BATR) Incar Dana IPO Rp 71,3 Miliar

Untuk mencapai target tersebut, BATR pun menerapkan sejumlah strategi. Pertama, menambah beberapa fasilitas bangunan, mesin produksi dan mesin uji lab untuk meningkatkan kapasitas produksi, kualitas produksi dan pengembangan produk baru.

Kedua, mengembangkan fire brick tipe khusus jenis alumina – silika dan jenis magnesia yang akan digunakan pada industri Semen, industri smelter, industri pulps, dan lain – lain, sehingga dapat menggantikan produk-produk impor yang masuk ke Indonesia.

Ketiga, menambah lini produk fire proofing untuk menggantikan produk-produk impor yang masuk ke Indonesia.

Keempat, menambah jumlah persediaan baik bahan baku maupun barang jadi untuk menjaga ketersediaan stok sehingga Benteng Api dapat mengantisipasi apabila terjadi peningkatan jumlah permintaan yang signifikan.

Kelima, membuka beberapa kantor perwakilan atau cabang di daerah potensial dan menambah tim marketing untuk mengambil market share yang lebih luas sehingga dapat terus meningkatkan penjualan dan meningkatkan pelayanan yang lebih efektif.

Terakhir, memperluas bidang usaha, khususnya pada bidang jasa konstruksi umum, fire proofing, dan lain -lain melalui anak usahanya, yaitu BPI.

Melansir RTI, harga saham BATR saat ini Rp 92 per saham, turun 1,08% dari perdagangan kemarin dan turun 5,15% dalam seminggu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×