Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Yudho Winarto
Coking coal
Selain fokus ke alat berat, UNTR tetap mengembangkan lini bisnis pertambangan. Sekitar 20% capex dialokasikan ke sektor ini. Salah satu proyek yang dikembangkan adalah tambang PT Suprabari Mapindo Mineral. UNTR mengakuisisi perusahaan ini pada akhir kuartal I-2017. Seusai akuisisi, UNTR akan menambang batubara untuk dijual sebagai coking coal, yang bermanfaat bagi industri baja.
UNTR juga menyiapkan dana US$ 10 juta untuk PT Acset Indonusa Tbk (ACST). Semua dana akan digunakan untuk menunjang bisnis jasa kontraktor. Secara keseluruhan, capex UNTR sudah terserap sekitar US$ 241,6 juta sejak awal tahun.
Analis Mandiri Sekuritas Ariyanto Kurniawan menilai, kenaikan harga batubara menyokong kinerja UNTR. "Kami menilai ada potensi penguatan laba karena produksi yang menguat dan kenaikan margin anak usaha, yaitu Pamapersada," imbuh dia.
Analis UOB Kay Hyan Sekuritas Adrianus Bias Prasuryo memprediksi, harga batubara masih bakal stabil di level US$ 72US$ 80 per ton. Sehingga, hal ini akan mendorong kinerja UNTR menjadi lebih positif.
Prospek UNTR juga masih akan ditopang sektor konstruksi. Pergeseran portofolio penjualan selama Januari-April memang terjadi. Tapi, lanjut Adrianus, aktivitas pembangunan infrastruktur akan menjadi lebih ramai pasca lebaran nanti.
Mengacu prospek itu, ia merekomendasikan buy UNTR dengan target Rp 29.150 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News