Reporter: Yuliana Hema | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi mengenalkan produk derivatif terbarunya, yakni Kontrak Berjangka Indeks Asing (KBIA). Produk anyar ditargetkan bisa diperdagangkan pada pertengahan Januari 2025.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman menyampaikan sejalan dengan perpindahan pengawasan keuangan derivatif, BEI juga ikut mengembangkan produk derivatif.
"Di toko sebelah ada kontrak berjangka indeks asing, saat ini kami juga lakukan dengan meluncurkan MSCI Hong Kong Large Cap Index," jelasnya di Gedung BEI, belum lama ini.
Baca Juga: Melihat Prospek Emiten Konsumer di Tahun 2025 Usai PPN Batal Naik
Rencananya, produk derivatif dengan kode MSLCHKMY ini bisa diperdagangkan paling lambat kuartal I-2025 ini.
Iman bilang ini bukan satu-satunya, masih akan ada indeks asing lainnya.
Untuk bisa meluncurkan KBIA, BEI telah menandatangani perjanjian lisensi dengan MSCI. Adapun lisensi ini akan berlaku selama dua tahun.
Artinya, lisensi MSCI Hong Kong Large Cap Index akan berakhir pada 2027.
"Nanti akan ada juga dari Hang Seng dan Nikkei, kami menunggu kontrak dengan pemegang lisensi," ucap Iman.
Jeffrey Hendrik, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia menambahkan MSCI Hong Kong Large Cap Index dipilih karena pergerakannya 99,82% sama dengan Hang Seng.
"Kami juga menjajaki indeks dari Hong Kong, seperti Hang Seng ESG yang pergerakannya mirip dengan indeks utama Hang Seng itu sendiri," kata Jeffrey saat ditemui Kontan, Kamis (2/1).
Seiring dengan bertambahnya produk, BEI berharap akan semakin banyak anggota bursa (AB) yang berminat menjadi AB derivatif. Sampai saat ini, baru ada tiga AB yang mengantongi izin derivatif.
Jeffrey bilang di pipeline BEI setidaknya ada 16 AB yang berproses untuk mengajukan izin derivatif. Namun hanya ada satu AB yang persiapannya sudah mencapai 90%, yaitu PT Trust Sekuritas.
Baca Juga: Sempat Beri Harapan, Presiden Prabowo Absen di Perdagangan Perdana BEI 2025
"Kami menargetkan akan ada satu juta kontrak dalam setahun, termasuk single stock futures, KBIA dan semua produk derivatif di BEI," ucapnya.
Sebagai gambaran, transaksi derivatif di BEI sepanjang 2024 mencapai Rp 1,09 triliun dengan total volume 1.829 kontrak. Sepanjang tahun lalu, telah terjadi transaksi sebanyak 395 kali.
Perlu diingat transaksi derivatif di BEI mulai kembali aktif pada 22 Juli 2024. Tepat dimana, BEI mengeluarkan izin derivatif dan liquidity provider (LP) kepada PT Binaartha Sekuritas.
Transaksi derivatif pun mulai kembali bergerak pada saat BEI meluncurkan produk Single Stock Futures (SSF). Kemudian di kuartal IV-2024 ada tambahan dua AB derivatif yaitu PT Phintraco Sekuritas dan PT Ajaib Sekuritas Asia.
Jeffrey menyebut untuk produk baru, transaksi derivatif setahun kemarin sudah tergolong baik. Dimana tahun-tahun sebelumnya, transaksi derivatif sempat mati suri karena sedikitnya AB derivatif.
Direktur Utama Phintraco Sekuritas Ferawati menilai untuk produk derivatif, perlu adanya sosialisasi berkelanjutan ke masyarakat atau segmentasi investor tertentu.
"Karena untuk SSF sendiri masih belum likuid, jadi harus ada penggerak agar pasar derivatif di bursa efek Indonesia bisa lebih likuid," kata Fera saat dihubungi Kontan.
Fera bilang dengan ada sosialisasi berkelanjutan dan likuiditas semakin tinggi, maka produk-produk derivatif lainnya kedepannya bisa diterima oleh investor, terlebih lebih untuk indeks derivatif.
Sementara itu, Direktur Utama Binaartha Sekuritas Adi Indarto Hartono menyampaikan saat ini pihaknya melakukan simulasi internal untuk index foreign futures sesuai dengan sosialisasi dari BEI.
Saat ini,simulasi baru mencapai tahapan bagaimana mengelola resiko perusahaan apabila Binaartha Sekuritas menjadi penyedia likuiditas dari kontrak berjangka indeks asing ini.
"Karena akan ditransaksikan dalam mata uang rupiah dan jam perdagangan yang berbeda dengan bursa asal indeks asing yang akan ditransaksikan," jelas Adi.
Selanjutnya: MNC Kapital (BCAP) Rilis Obligasi Rp 500 Miliar, Cek Besaran Bunganya
Menarik Dibaca: Robert Kiyosaki Ungkap 4 Aset Investasi Ini yang Membuatnya Sangat Kaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News