kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BEI Pecahkan Rekor IPO Terbanyak Sejak 1990


Minggu, 08 Oktober 2023 / 15:42 WIB
BEI Pecahkan Rekor IPO Terbanyak Sejak 1990
ILUSTRASI. Suasana?pencatatan perdana saham sejumlah emiten baru di Bursa Efek Indonesia. BEI Memecahkan Rekor IPO Baru Terbanyak Sejak 1990.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID. JAKARTA. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memecahkan rekor baru dalam pencatatan saham atau listing sebanyak 68 perusahaan dengan nilai Rp 49,60 triliun.   

Jumlah dan nilai IPO ini mengalahkan rekor sebelumnya pada 1990 dengan 66 pencatatan saham perdana. Artinya, BEI berhasil rekor Initial Public Offering (IPO) selama 33 tahun terakhir. 

Tak hanya itu, rekor ini memperkokoh posisi BEI sebagai bursa dengan jumlah pencatatan saham perdana terbanyak di ASEAN sejak 2018.

Per Jumat (6/10), sudah ada 68 perusahaan yang perusahaan yang terdaftar di BEI. Berdasarkan skalanya, emiten anyar itu memiliki aset perusahaan yang beragam. 

Baca Juga: Beda Arah Debut Pendatang Baru di Bursa

Rinciannya, sebanyak 27 perusahaan atau sekitar 39,7% merupakan perusahaan dengan aset skala besar. Adapun perusahaan ini memiliki total aset di atas Rp 250 miliar. 

Kemudian, 31 emiten atau sekitar 45,6% masuk dalam aset skala menengah. Sisanya, 10 perusahaan atau sekitar 14,7% termasuk dalam perusahaan aset skala kecil. 

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menjelaskan seiring dengan itu, BEI juga kedatangan empat perusahaan dengan kapitalisasi di atas Rp 3 triliun dan free float di atas 15%. 

"Hadirnya perusahaan tercatat ini, diharapkan dapat menambah likuiditas transaksi saham di pasar sekunder," jelas Nyoman, akhir pekan lalu.  

Baca Juga: Listing Senin (9/10), IPO Pulau Subur (PTPS) Oversubscribed 19,53 Kali

Dalam tiga tahun terakhir, nilai pencatatan terbesar di BEI masih dipegang oleh PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) senilai Rp 21,9 triliun. Menyusul PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) sebesar Rp 18,8 triliun. 

Rata-rata dana yang dihimpun dari IPO 2023 hingga 2023 turut mengalami peningkatan. Rerata penghimpunan dana IPO pada 2021 mencapai Rp 421,4 miliar per IPO saham. 

Kemudian pada 2022 fund raising sebesar Rp 561,6 miliar per IPO saham. Pada 2023 berjalan ini, rerata penghimpunan dana mencapai Rp 729,3 miliar per IPO saham. 

Baca Juga: Saham KOCI Merosot dan IOTF Tembus ARA pada Perdagangan Perdana Jumat (6/10)

Nyoman menegaskan BEI tidak hanya eksklusif bagi perusahaan di sektor maupun ukuran aset tertentu. Dia bilang pihaknya berusaha untuk memberikan pendekatan yang inklusif. 

"Kami menyambut kehadiran perusahaan-perusahaan Indonesia dari berbagai ukuran, jenis dan sektor usaha dengan tetap memperhatikan aspek kualitas dan compliance," kata dia. 

Minta IPO di Tahun Politik

Dalam catatan BEI, masih ada 28 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham di BEI. Rinciannya, 2 perusahaan dengan aset skala kecil atau di bawah Rp 50 miliar. 

Kemudian ada 15 perusahaan aset skala menengah dengan aset di antara Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar. Lalu 10 merupakan perusahaan aset skala besar. 

Berdasarkan sektornya, perusahaan dari sektor konsumen primer paling banyak mencapai enam calon emiten. Menyusul sektor energi sebanyak lima perusahaan. 

Baca Juga: Lima Saham IPO Masih Bisa Dibeli Hari Ini (5/10), Cek Saham dengan Prospek Bagus

Nyoman mengatakan perusahaan tersebut berasal dari berbagai sektor usaha yang diharapkan dapat menambah diversifikasi portofolio investasi bagi para investor.  

BEI melaporkan dalam tiga tahun terakhir, rata-rata terdapat 21,6% perusahaan yang mencatatkan saham di bursa pada Kuartal IV dibandingkan keseluruhan perusahaan tercatat baru. "Hal ini menunjukkan secara historis minat IPO pada kuartal keempat signifikan," jelas Nyoman. 

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan IPO merupakan salah satu alternatif pendanaan dibandingkan perbankan.  

Nico bilang kehadiran berbagai saham IPO juga dapat mendorong jumlah transaksi karena menambah pilihan bagi pelaku pasar untuk memilih instrumen investasi.  

Baca Juga: Tiga Saham IPO Mulai Ditawarkan, Cek Yang Layak Untuk Investasi

Namun memasuki tahun politik, akan ada beberapa perusahaan yang akan menahan diri alias wait and see untuk menggelar IPO karena menunggu arah kebijakan pemerintah. 

"Kalau perusahaannya baik dan tidak berpengaruh pada regulasi pemerintah tentu akan menggelar IPO. Misalnya sektor konsumer ," jelasnya kepada Kontan, Minggu (8/10). 

Asal tahu, akan ada pencatatan saham PT Pulau Subur Tbk (PTPS) dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) pada Senin (9/10). Dus, jumlah perusahaan tercatat BEI di 2023 akan mencapai 70 emiten. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×