Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli
Dalam catatan BEI, masih ada 28 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham di BEI. Rinciannya, 2 perusahaan dengan aset skala kecil atau di bawah Rp 50 miliar.
Kemudian ada 15 perusahaan aset skala menengah dengan aset di antara Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar. Lalu 10 merupakan perusahaan aset skala besar.
Berdasarkan sektornya, perusahaan dari sektor konsumen primer paling banyak mencapai enam calon emiten. Menyusul sektor energi sebanyak lima perusahaan.
Baca Juga: Lima Saham IPO Masih Bisa Dibeli Hari Ini (5/10), Cek Saham dengan Prospek Bagus
Nyoman mengatakan perusahaan tersebut berasal dari berbagai sektor usaha yang diharapkan dapat menambah diversifikasi portofolio investasi bagi para investor.
BEI melaporkan dalam tiga tahun terakhir, rata-rata terdapat 21,6% perusahaan yang mencatatkan saham di bursa pada Kuartal IV dibandingkan keseluruhan perusahaan tercatat baru. "Hal ini menunjukkan secara historis minat IPO pada kuartal keempat signifikan," jelas Nyoman.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan IPO merupakan salah satu alternatif pendanaan dibandingkan perbankan.
Nico bilang kehadiran berbagai saham IPO juga dapat mendorong jumlah transaksi karena menambah pilihan bagi pelaku pasar untuk memilih instrumen investasi.
Baca Juga: Tiga Saham IPO Mulai Ditawarkan, Cek Yang Layak Untuk Investasi
Namun memasuki tahun politik, akan ada beberapa perusahaan yang akan menahan diri alias wait and see untuk menggelar IPO karena menunggu arah kebijakan pemerintah.
"Kalau perusahaannya baik dan tidak berpengaruh pada regulasi pemerintah tentu akan menggelar IPO. Misalnya sektor konsumer ," jelasnya kepada Kontan, Minggu (8/10).
Asal tahu, akan ada pencatatan saham PT Pulau Subur Tbk (PTPS) dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) pada Senin (9/10). Dus, jumlah perusahaan tercatat BEI di 2023 akan mencapai 70 emiten.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News