Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas spot kembali mencapai rekor tertingginya sepanjang masa pada Kamis (4/5). Harga emas global menyentuh harga US$ 2.072,19 per onstroi.
Meski begitu, pada pukul 15.02 WIB harganya sudah kembali melandai ke US$ 2.033,17 atau turun 0,26% dari harga penutupan kemarin di level US$ 2.039,02 per ons troi.
Analis Panin Sekuritas Felix Darmawan mengamini, saat ini memang harga emas sedang dalam fase bullish, seiring adanya ketidakpastian pasar keuangan global dan masih berlanjutnya kebijakan pengetatan moneter Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve.
Untuk diketahui, The Fed memutuskan menaikkan tingkat suku bunga acuan 25 basis points (bps) ke kisaran 5% -5,25% atau level tertinggi dalam 16 tahun terakhir. Lebih lanjut, The Fed menyatakan bahwa pembalikan tingkat suku bunga belum akan terjadi dalam waktu dekat.
Baca Juga: Pendapatan Naik 5,9% pada Kuartal I, Simak Rekomendasi Saham PWON Berikut Ini
“Harga emas juga ditopang dari adanya kecenderungan untuk berinvestasi logam mulia, baik dari individu maupun pembelian dari bank sentral, yang turut berdampak positif pada harga emas,” kata Felix kepada Kontan.co.id, Kamis (4/5).
Dengan melihat kondisi ini, Felix berencana merevisi target harga emas tahun ini dari sebelumnya US$ 1.900 per oz menjadi US$ 2.100 per oz.
“Kisaran di level US$ 2.100 masih berpeluang besar untuk tertembus,” sambung dia.
Menurut Felix, pengaruh kenaikan harga emas akan positif terhadap emiten tambang emas seperti PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Sebab, kenaikan harga emas global dapat menopang kenaikan dari rata-rata harga jual alias average selling price (ASP) produk emas mereka.
Untuk ANTM, investasi masyarakat di instrumen logam mulia ANTM memang secara umum dapat meningkat, jika kondisi penuh ketidakpastian dan merebaknya kekhawatiran di pasar keuangan. Terlebih jika imbal hasil di aset lainnya seperti saham dan obligasi yang cukup fluktuatif.
Di sisi lain, tren penjualan logam mulia ANTM memang mengalami kenaikan sebelum adanya sentimen tersebut, yang menjadi tanda bahwa kemungkinan masyarakat memiliki preferensi sendiri untuk berinvestasi emas di luar adanya sentimen negatif.
Sementara untuk MDKA, selain ditopang oleh penguatan harga emas, juga disokong oleh naiknya ASP nikel seiring pembukaan kembali (reopening) ekonomi China yang merupakan konsumen metal based terbesar di dunia.
Senada, Analis MNC Sekuritas Alif Ihsanario berekspektasi momentum bullish harga emas akan terus berlanjut mengingat prospek ekonomi yang suram sejauh ini.
Bersamaan dengan itu, selera pasar yang tumbuh terhadap emas selaras dengan upaya ANTM dalam memperluas jangkauan domestik di segmen emas mereka, dibuktikan dengan pembukaan cabang butik terbaru di Pekanbaru pada April 2023.
Baca Juga: Kinerja Adaro Energy (ADRO) Moncer, Simak Rekomendasi Sahamnya
“Oleh karena itu, kami meyakini story segmen emas ANTM akan terlihat bagus untuk tahun ini,” kata dia. Meskipun Alif melihat kinerja penjualan segmen emas akan normalisasi dan menurun 10% di tahun ini.
Sementara untuk PT United Tractors Tbk (UNTR), analis Ciptadana Sekuritas Arief Budiman merevisi naik estimasi penjualan emas tahun ini, seiring dengan capaian kinerja penjualan emas yang cukup baik di sepanjang kuartal pertama 2023.
Total penjualan emas dari tambang emas Martabe memang menurun 21% menjadi 59.000 ons sepanjang kuartal pertama 2023.