Reporter: Riska Rahman | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) mendukung langkah emiten untuk memcah nilai saham (stock split), terutama bagi emiten yang harga sahamnya sudah terlampau tinggi.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat mengatakan, pihaknya mendukung langkah emiten yang akan melakukan stock split. "Langkah ini bagus karena bisa ikut meningkatkan likuiditas saham mereka," ujarnya di Jakarta, Kamis (15/3).
Contohnya seperti saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) yang saat ini harga sahamnya sudah mencapai angka Rp 73.000. Analis bahkan memasang target harga di level Rp 91.000 per saham hingga akhir tahun nanti.
Samsul mengaku, pihak bursa akan sangat mengapresiasi jika saham-saham lain yang memiliki harga saham tinggi memencah nilai saham mereka. Meski begitu, ia mengaku BEI tidak bisa mendorong mereka untuk melakukan stock split karena hal tersebut merupakan kewenangan emiten.
Beberapa emiten pun sudah mengajukan permohonan untuk melakukan stock split ke BEI. "Namun kebanyakan dari mereka belum sampai satu tahun tercatat di bursa, jadi kami merekomendasikan mereka untuk menunggu sampai satu tahun dulu," terangnya.
Saat ini, GGRM memang menjadi emiten penghuni LQ45 dengan harga paling tinggi. Setelah GGRM, menyusul saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dengan harga Rp 50.100, PT United Tractors Tbk (UNTR) Rp 33.775 per saham, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 23.375 per saham, dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) Rp 20.100 per saham
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News