kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.425.000   10.000   0,41%
  • USD/IDR 16.659   -26,00   -0,16%
  • IDX 8.611   62,45   0,73%
  • KOMPAS100 1.191   9,15   0,77%
  • LQ45 856   5,24   0,62%
  • ISSI 305   1,56   0,51%
  • IDX30 441   1,81   0,41%
  • IDXHIDIV20 510   3,42   0,68%
  • IDX80 133   0,82   0,62%
  • IDXV30 139   0,86   0,62%
  • IDXQ30 140   0,76   0,55%

Begini Prospek Emiten BUMN Karya yang Tengah Gencar Divestasi Aset


Selasa, 02 Desember 2025 / 09:29 WIB
Begini Prospek Emiten BUMN Karya yang Tengah Gencar Divestasi Aset
ILUSTRASI. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) tetap berkomitmen dalam menerapkan perlindungan pegawai, vendor, pemasok, stakeholder lainnya dan kegiatan operasional dengan terus melakukan peningkatan penerapan protokol kesehatan. Emiten BUMN Karya masif divestasi aset non-inti demi perbaikan keuangan & likuiditas jelang merger 2026. Simak dampaknya pada kinerja.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Emiten BUMN karya terus berupaya untuk memperbaiki kinerja menjelang realisasi rencana merger di tahun 2026. Salah satu upayanya adalah divestasi aset sebagai bagian dari penyehatan keuangan.

Terbaru, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) menjual entitas usahanya, PT Cimanggis Cibitung Tollways, kepada PT Bakrie Toll Indonesia pada 28 November 2025 senilai Rp 3,28 triliun.  

Adapun transaksi ini dilakukan WSKT melalui anak usahanya, PT Waskita Toll Road selaku pemegang 35% saham di PT Cimanggis Cibitung Tollways. Ini setara dengan 20 juta saham.

Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) Akan Menggelar RUPO PUB III Tahap IV 2019 pada Desember 2025

Sekretaris Perusahaan Waskita Karya Ermy Puspa Yunita bilang, aksi korporasi ini menjadi bagian penting dari strategi restrukturisasi dan transformasi bisnis WSKT dan semakin memperkuat strategi bisnis untuk kembali ke bisnis inti sebagai kontraktor murni. 

“Dana hasil divestasi akan menambah likuiditas sekaligus arus kas bagi operasional perusahaan dan menunjukkan komitmen perseroan untuk menyelesaikan kewajiban kepada kreditur,” jelasnya. 

Lalu, ada PT PP Tbk (PTPP) melepas aset dengan total nilai Rp 1,69 triliun. Asal tahu saja, PTPP berencana untuk melepas dua anak usahanya yang berasal dari bisnis non-inti. 

Pertama, PTPP mendivestasikan kepemilikan saham di anak usahanya, PT PP Infrastruktur (PPIN) kepada PT Varsha Zamindo Laksana (VZL) dan afiliasinya.

Rencana penjualannya sebesar 81% atau 621.161 saham PPIN kepada PT Varsha Zamindo Laksana (VZL) dan/atau afiliasinya. 

Nilai transaksi yang ditawarkan mencapai Rp 1,41 triliun. Sehingga porsi kepemilikan PTPP di PPIN akan turun dari 99,15% menjadi 18,15% setelah transaksi rampung. 

Baca Juga: Wika Gedung (WEGE) Bangun Kantor OJK Sumatra Utara, Nilai Kontrak Rp 144,37 Miliar

Kedua, PTPP bakal melepas 47,81% kepemilikan sahamnya di PT Celebes Railway Indonesia kepada PT Solra Energi Terbarukan dengan nilai transaksi mencapai Rp282,1 miliar.  

Dana hasil divestasi ini nantinya akan digunakan PTPP untuk memperkuat kegiatan operasional dan mengembangkan proyek-proyek pada lini bisnis inti. 

Kemudian, PT Wijaya Karya Gedung Tbk (WEGE) menargetkan divestasi aset Rp 50 miliar di tahun 2025. Total realisasi divestasi hingga saat ini mencapai Rp 40 miliar, dengan target akhir tahun ini berada di kisaran Rp 40 miliar-45 miliar.

Mayoritas aset yang dilepas adalah proyek apartemen yang berada di Bandung. 

Sementara, divestasi aset ditargetkan Rp 100 miliar pada akhir tahun 2026. Untuk divestasi, WEGE menargetkan akan menjual aset yang sifatnya persediaan, seperti tanah dan apartemen.

Selain itu, ada beberapa aset produksi yang mau didivestasikan, terutama yang tingkat produktivitasnya belum sesuai rencana.

Induk usaha WEGE, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) juga berencana melepas anak usaha dan perusahaan asosiasi non-core demi meningkatkan pemulihan dan dividen bagi perseroan.

Salah satu aset yang mau dilepas WIKA adalah Tol Serang-Panimban yang dimiliki secara mayoritas, sekitar 85% dari total saham. Namun, tol ini belum akan didivestasikan dalam waktu dekat lantaran proses pengerjaan masih berlanjut. 

Baca Juga: WEGE Buka Suara Soal Merger BUMN Karya, Target Rampung Akhir 2026

Sampai hari ini, Tol Serang Panimban yang baru beroperasi baru Seksi I sepanjang 20 kilometer (km) dari Serang menuju Rangkasbitung.  Seksi II ditargetkan mulai beroperasi di pertengahan tahun 2026. Sementara, Seksi III Tol Serang-Panimban akan selesai pada 2027.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas, Arinda Izzaty melihat, aksi divestasi yang dilakukan emiten BUMN karya pada dasarnya memberikan efek langsung berupa perbaikan kas dan likuiditas. Sebab, aset non-inti maupun tol yang dijual menghasilkan arus kas masuk yang signifikan.

Secara keuangan, dampak utamanya adalah penurunan tekanan likuiditas, perbaikan rasio leverage, serta potensi penurunan beban bunga jika dana digunakan untuk pembayaran utang atau pemenuhan kewajiban restrukturisasi, seperti Master Restructuring Agreement (MRA).

Sementara, dampak jangka pendek terhadap laba cukup beragam, seperti ada kemungkinan munculnya laba/rugi sekali jalan dari transaksi. Tak bisa dipungkiri, hilangnya aset pendapatan berulang, seperti tol, juga menyebabkan berkurangnya recurring income di masa depan.

Dari sisi saham, pasar cenderung merespons positif bila divestasi dipakai untuk memperkuat neraca dan menunjukkan komitmen “back to core”.

“Namun, pasar akan bereaksi netral atau negatif jika penjualan dianggap sebagai ‘fire sale’ atau mengorbankan potensi pendapatan jangka panjang tanpa adanya kompensasi peningkatan kontrak baru,” katanya kepada Kontan, Senin (1/12).

Arinda berpandangan, kinerja BUMN Karya sepanjang 2025 masih akan bertumpu pada proses penyehatan neraca, realisasi divestasi, dan kemampuan memperoleh kontrak baru.

Perbaikan likuiditas setelah aksi pelepasan aset mulai terlihat pada paruh kedua 2025, sementara manfaat konsolidasi BUMN Karya baru terasa optimal ketika rencana merger masuk fase eksekusi penuh pada tahun 2026.

Sentimen positif untuk emiten BUMN karya di antaranya adalah percepatan belanja infrastruktur pemerintah, pipeline proyek yang membesar saat memasuki periode pembangunan pasca 2024, dan efisiensi yang dihasilkan dari konsolidasi BUMN akan menjadi pendorong penting.

Baca Juga: Realisasi Kontrak Baru Masih Rp 116 Miliar, Ini Strategi WEGE Capai Target Tahun Ini

“Aksi divestasi yang tepat guna juga akan menurunkan risiko gagal bayar dan memperkuat kepercayaan investor,” katanya.




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×