kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.839   -99,00   -0,63%
  • IDX 7.472   -20,01   -0,27%
  • KOMPAS100 1.157   -2,48   -0,21%
  • LQ45 917   -3,39   -0,37%
  • ISSI 226   0,21   0,09%
  • IDX30 472   -2,43   -0,51%
  • IDXHIDIV20 569   -3,32   -0,58%
  • IDX80 132   -0,19   -0,14%
  • IDXV30 140   -0,20   -0,14%
  • IDXQ30 157   -0,81   -0,51%

Beda Kinerja Produk Reksadana Offshore Negara Maju dan China Milik BNP Paribas


Rabu, 13 September 2023 / 20:12 WIB
Beda Kinerja Produk Reksadana Offshore Negara Maju dan China Milik BNP Paribas
ILUSTRASI. Pasar modal. Beda Kinerja Produk Reksadana Offshore Negara Maju dan China Milik BNP Paribas


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kinerja reksadana offshore underlying ekuitas berbasis di China milik PT BNP Paribas Asset Management berbanding terbalik dengan yang berbasis di negara maju.

Sebagai informasi, BNP Paribas Asset Management memiliki tiga produk reksadana offshore underlying ekuitas. Yakni, Reksadana Syariah BNP Paribas Cakra Syariah USD Kelas RK1, Reksa Dana BNP Paribas DJIM Global Technology Titans 50 Syariah USD, dan Reksadana Syariah BNP Paribas Greater China Equity Syariah USD Kelas RK1.

Berdasarkan factsheet perusahaan, sejak awal tahun hingga 31 Agustus 2023 (Ytd) kinerja produk yang berbasis di negara maju mencetak kinerja positif. Sementara yang berbasis di China berkinerja negatif.

Baca Juga: Pamor Instrumen Investasi Berbasis ESG Meningkat

Reksadana Syariah BNP Paribas Cakra Syariah USD Kelas RK1 secara Ytd mencetak return 16,77%, lalu Reksadana BNP Paribas DJIM Global Technology Titans 50 Syariah USD memiliki return 43,02% Ytd. Sementara Reksadana Syariah BNP Paribas Greater China Equity Syariah USD Kelas RK1 tercatat minus 6,69%.

Head of Equity BNP Paribas Asset Management Laurentia Amica Darmawan menjelaskan penurunan kinerja saham yang berbasis di China seiring pelemahan di pasar saham China. Hal ini didorong oleh kurangnya keyakinan terhadap pelonggaran kebijakan yang ada.

Menurutnya, pasar saat ini menilai pemerintah China perlu melonggarkan kebijakan manajemen permintaan secara lebih agresif dan menerapkan langkah-langkah yang lebih tepat untuk meningkatkan konsumsi dan investasi sektor swasta. Tujuannya agar dapat meningkatkan dan mempertahankan momentum pemulihan.

"Selain itu, data makro yang dirilis oleh China secara keseluruhan pun kurang memenuhi ekspektasi pasar, di mana PDB kuartal kedua berada di bawah ekspektasi konsensus," terangnya kepada Kontan.co.id, Rabu (13/9).

Baca Juga: Minim Katalis, Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Flat di Bulan Juli 2023

Di sisi lain, kinerja produk berbasis di negara maju juga didorong dari valuasi S&P Index telah meningkat dari 17 kali PE pada bulan Januari 2023 menjadi 19 kali PE saat ini. Artinya, ekspansi valuation multiple telah mendorong sebagian besar kinerja saham.

Selain itu, hasil kinerja perusahaaan di kuartal I dan II lebih baik dari perkiraan pasar sehingga turut membantu meningkatkan sentimen investor dan posisi pasar saham negara maju. 

"Faktor terakhir yang mendorong pasar saham negara maju adalah data makro AS yang juga cukup bertahan, sehinga membuat para ekonom tidak lagi memproyeksikan resesi AS di kuartal IV," sambungnya.

Meski begitu, Laurentia melihat secara jangka panjang pasar saham China masih cukup prospektif. Ini mengingat beberapa data menunjukkan bahwa aktivitas telah mencapai titik terendah dan mulai membaik di bulan Agustus, salah satunya dengan penjualan properti yang meningkat karena pelonggaran kebijakan baru-baru ini.

"Penjualan ritel dan wholesale otomotif juga mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu," katanya.

Baca Juga: Makin Marak Produk Reksadana Berbasis ESG, Intip Return yang Ditawarkan

Laurentia pun mengatakan, berinvestasi di reksadana syariah berbasis efek luar negeri secara umum merupakan salah satu cara diversifikasi investasi, dan lebih baik dilihat sebagai portofolio investasi gabungan, dan bukan sebagai investasi yang terpisah.

Melihat prospek pasar negara maju dan China, diversikasi ke reksadana syariah berbasis efek luar negeri dengan fokus investasi di negara maju dan China dinilai dapat memberikan memberikan prospek pertumbuhan yang cukup menarik dan juga memberikan manfaat diversifikasi.

"Namun kami juga ingin mengingatkan untuk selalu menentukan tujuan investasi terlebih dahulu dan menyesuaikan jenis investasi yang akan dipilih dengan profil risiko masing-masing," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×