Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) akan segera membayar utang sebesar Rp 500 miliar. Utang yang dimaksud merupakan utang revolving seri VII dalam mata uang rupiah.
Laporan keuangan TBIG menyebutkan, utang seri ini dikenakan margin bunga 3,5% per tahun di atas JIBOR dengan jangka waktu tiga tahun dan opsi perpanjangan tiga tahun. Utang seri tersebut diatur oleh lima bank, yakni The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC), PT Bank BNP Paribas Indonesia, PT Bank UOB Indonesia, PT Bank Negara Indonesia Tbk, dan PT Bank Danamon Indonesia Tbk.
Dana tersebut TBIG peroleh dari hasil menerbitkan obligasi sebesar Rp 1 triliun. "Sekitar 50% dana obligasi akan digunakan untuk pembayaran utang revolving seri VII melalui agen umum," jelas manajemen TBIG dalam prospektus ringkas, Senin (11/11).
Sisa dana penerbitan obligasi untuk membiayai pembangunan menara telekomunikasi baru. Perseroan ini memang berencana menambah portofolio aset di sejumlah daerah seperti Jawa, Sumatera, Bali, dan Kalimantan.
Obligasi TBIG ini ditawarkan dengan skema penawaran umum berkelanjutan (PUB) dengan total emisi Rp 4 triliun. Obligasi tahap pertama sebesar Rp 1 triliun ini akan ditawarkan dalam tiga seri.
Seri A berjangka waktu satu tahun atau tepatnya 370 hari. Seri B bertenor tiga tahun dan seri C bertenor lima tahun. Obligasi itu ditawarkan dengan nilai 100% dari jumlah pokok obligasi berkelanjutan I tahap I. Bunga obligasi akan dibayarkan per tiga bulan.
Obligasi ini sudah menyandang peringkat AA- dari lembaga pemeringkat Fitch Ratings Indonesia. TBIG juga memilih empat penjamin pelaksana emisi. Mereka adalah PT HSBC Securities Indonesia, PT Indo Premier Securities, PT NISP Sekuritas, dan PT UOB Kay Hian Securities.
Helmy Yusman Santoso, Direktur Keuangan TBIG pernah mengatakan, penerbitan obligasi rupiah itu dimaksudkan diversifikasi pendanaan. Soalnya, ongkos operasional TBIG terbagi dua bagian, yakni dalam dollar AS dan rupiah. Rencana ini juga untuk menurunkan tekanan utang yang disebabkan penguatan dollar AS meski TBIG sudah melakukan lindung nilai (hedging) untuk seluruh utang valas.
TBIG juga masih mendorong pembangunan menara. Sebab, permintaan menara masih bertumbuh, sejalan dengan naiknya penyebaran base transceiver stations (BTS) milik operator telekomunikasi. Di kuartal IV ini, pembangunan tower masih dilakukan.
Masa penawaran awal obligasi dilakukan sejak 11 November hingga 21 November 2013. TBIG berharap bisa mendapat efektif pada 2 Desember. Masa penawaran umum pada 4-5 Desember, penjatahan pada 6 Desember, dan pencatatan obligasi pada 11 Desember 2013.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News