Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) mencari dana tambahan dari pasar modal untuk melunasi utang-utangnya. Emiten pakan ternak ini melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) I dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak-banyaknya 447,75 juta saham baru atau 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Dalam rights issue itu, perseroan berpotensi mendulang dana segar sebesar Rp 716,5 miliar.
Nilai nominal saham adalah Rp 20 per saham. Nantinya, setiap pemegang empat saham lama berhak atas satu HMETD. Perseroan mematok harga pelaksanaan antara Rp 1.200 hingga Rp 1.600 per saham. Harga itu masih lebih tinggi dari harga saham MAIN saat ini Rp 1.140 per saham.
Nah, agar kepemilikannya tak terdilusi, pengendali saham MAIN, Dragon Amity Pte. Ltd bakal melaksanakan HEMTD sesuai haknya. Dragon Amity menggenggam 51,48% saham MAIN dan bakal mengeksekusi saham MAIN sebanyak 230,49 juta saham.
Nantinya, Dragon Amity juga akan menjadi pembeli siaga rights issue MAIN. "Apabila ada sisa saham baru yang belum dilaksanakan, maka Dragon Amity selaku pembeli siaga sepakat untuk membeli seluruh sisa saham yang tidak diambil oleh pemegang saham," ujar manajemen MAIN dalam prospektus yang terbit Selasa (25/8).
Seluruh dana dari penerbitan saham baru ini bakal digunakan untuk membayar utang perseroan. Rinciannya, sekitar 50%-75% dana PUT akan dipakai untuk melunasi pinjaman dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Nilai fasilitas utang ini per Juni 2015 mencapai Rp 245,05 miliar dan sebagian bakal jatuh tempo pada tahun depan.
Lalu, fasilitas BCA lainnya yang akan dilunasi adalah pinjaman yang diberikan ke anak usaha MAIN. Misalnya saja, pinjaman untuk PT Bibit Indonesia yang mencapai Rp 29 miliar dan pinjaman untuk PT Leong Ayamsatu Primadona sebesar Rp 2 miliar. Lalu, anak usaha PT Malindo Food Delight juga memiliki utang dari BCA sebesar Rp 47,6 miliar. Bunga rerata dari utang-utang ini sebesar 11%.
Sementara itu, sisa dana rights issue sebesar 25%-50% akan digunakan untuk membayar utang MAIN kepada PT Bank CIMB Niaga Tbk. Utang ini, ada yang dalam bentuk dollar AS dan rupiah. Nilai totalnya mencapai Rp 267,7 miliar.
Hingga Semester I tahun ini, penjualan bersih MAIN mash stagnan sebesar Rp 2,3 triliun. Beban yang tinggi membuat MAIN harus menanggung rugi bersih sebesar Rp 83,9 miliar. Padahal di periode yang sama tahun lalu, MAIN masih bisa mencetak laba bersih Rp 88,5 miliar.
Sebelum melakukan aksi korporasi ini, MAIN akan meminta izin pemegang saham terlebih dahulu dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 1 Oktober mendatang. Rencananya, tanggal cum HMETD di pasar reguler dan pasar negosiasi pada 8 Oktober. Lalu, tanggal Ex-HMETD di kedua pasar tersebut pada 9 Oktober. Sementara di pasar tunai tanggal cum dan ex HMETD akan dilakukan pada 13 Oktober.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News