Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Harga batubara masih bertahan di level tinggi setelah didukung oleh naiknya permintaan serta penurunan angka produksi.
Mengutip Bloomberg, Kamis (21/7) harga batubara kontrak pengiriman Agustus 2016 di ICE Futures Exchange tergerus 0,15% ke level US$ 63,85 per metrikton dibanding sehari sebelumnya. Sementara dalam sepekan terakhir, harag batubara menguat 1,23%.
Deddy Yusuf Siregar, Analis PT Asia Tradepoint Futures menyatakan, harga batubara bergerak dalam tren positif. Selama dua pekan terakhir, harga bertahan di atas US$ 60 per metrik ton dan sempat menyentuh level tertinggi tahun ini yakni US$ 64,8 per metrik ton. Permintaan batubara tetap stabil lantaran masih dibutuhkan sebagai pembangkit listrik. Di sisi lain, negara produsen batubara berupaya memangkas produksi.
Lian Weiliang, Wakil Ketua National Development and Reform Commission China menyatakan, konsumsi batubara China pada semester pertama turun 5,1% menjadi 97,5 juta ton dibanding periode sama tahun 2015. Namun, harga mampu naik karena penurunan output domestik yang mencapai 9,7%. "Harga batubara seharusnya tidak naik terlalu banyak atau terlalau cepat," ujar Lian dalam laporannya, seperti dikutip Bloomberg.
Tetapi berdasarkan laporan Morgan Stanley impor batubara China bulan Juni naik 31% dibanding periode sama tahun 2015 serta meningkat 14,3% dibanding bulan sebelumnya. Produksi batubara China yang mulai berkurang memaksa negara tersebut meningkatkan angka impor. "Kombinasi dari naiknya permintaan dan berkurangnya produksi membuat stok batubara di beberapa pembangkit mulai menyusut," kata Deddy.
Meski demikian, ada faktor lain yang harus menjadi perhatian pasar, yakni menurunnya permintaan dari India serta masuknya India ke pasar ekspor. Hal ini berpeluang menjadi sentimen negatif bagi ekspansi harga batubara. "Dari teknikal ada peluang batubara koreksi, namun kuatnya fundamental memberi keyakinan pada pasar untuk terus mengerek harga batubara," imbuh Deddy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News