Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) semakin menggemuk dan tersebut bertumbuh. Hingga saat ini sudah ada 921 perusahaan tercatat dan diproyeksikan akan bertambah.
Sayangnya, pertumbuhan jumlah emiten baru itu tidak diimbangi oleh kualitas perusahaan yang melakukan intial public offering (IPO). Tak sedikit, emiten yang baru listing harga sahamnya langsung anjlok.
Misalnya, pada 2023 BEI sukses mencetak rekor pencatatan terbanyak sepanjang masa. Lalu tahu, BEI telah menerima 79 emiten baru dengan total dana yang terhimpun mencapai Rp 54,14 triliun.
Namun hanya ada 29 saham yang masih mampu berada di atas harga IPO per Kamis (21/3). Alhasil, 50 saham atau 63% dari emiten pendatang baru di 2023 harga anjlok.
Baca Juga: BEI Implementasikan Papan Pemantauan Khusus Full Call Auction pada 25 Maret 2024
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna menyampaikan pihaknya sudah mengetahui beberapa hal yang menjadi isu di Bursa, yakni volatilitas transaksi dan penurunan harga setelah listing.
"Kami juga sudah melakukan refleksi, selain volatilitas transaksi, ada beberapa perusahaan yang mengalami permasalahan dari sisi operasional," kata dia, Rabu (20/3).
Untuk mengatasi masalah volatilitas, Nyoman bilang BEI akan menyempurnakan peraturan tentangan penjatahan atau alloment. Menurutnya, masalah volatilitas biasanya berkaitan dengan penjatahan saham.
BEI juga akan mengetatkan soal ketentuan free float, bagaimana free float yang ada di Bursa benar-benar riil bukan manipulasi. Dengan begitu, saham yang dilepas ke publik yang siap untuk ditransaksikan.
Baca Juga: Menakar Penawaran IPO dari Dua Calon Emiten di BEI
"Kami juga akan melihat kebutuhan regulasi greenshoe untuk yang IPO. Jadi ini akan membantu dari sisi stabilitas pasar," ucap pria kelahiran Bali ini.
Nyoman bilang BEI juga telah mencermati ada beberapa perusahaan yang bermasalah karena ukuran perusahaan, terutama di segmen Usaha Kecil Menengah (UKM). Untuk itu, BEI akan meningkatkan tes finansialnya.
BEI berencana untuk menggodok soal ketentuan sponsor. Jadi ada pihak seperti underwriter dan pihak lainnya yang akan membantu dari sisi penerapan good corporate governance (GCG) dalam satu tahun pertama.
"Kami juga akan meningkatkan kapasitas underwriter dan profesi penunjang karena mereka yang akan membantu kami dan regulator yang tinggi untuk mendapatkan perusahaan yang lebih baik," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News