kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Banyak keuntungannya, begini cara investasi emas digital


Senin, 24 Agustus 2020 / 21:04 WIB
Banyak keuntungannya, begini cara investasi emas digital
ILUSTRASI. Ilustrasi berkebun emas. KONTAN/Muradi/2014/12/25


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berinvestasi di instrumen lindung nilai seperti emas, diyakini mampu mengurangi risiko kerugian investor di masa depan. Bahkan, pilihan investasi emas digital dianggap lebih fleksibel dan mengurangi risiko kehilangan emas fisik.

"Dengan menyimpan emas digital di Treasury, artinya menghilangkan risiko menyimpan emas secara fisik atau batangan. Apalagi menyimpan emas digital bebas dari biaya simpan, harga beli dan jual transparan, serta transaksi terjamin dan tercatat di lembaga kriling," kata Bisnis Analis Treasury Fahlevi Dzulfikar kepada Kontan.co.i, Senin (24/8).

Mesipun begitu, Fahlevi juga mengakui di jangka pendek, harga emas berpotensi turun. Sedangkan di jangka panjang, tren harga berpotensi besar untuk naik lebih tinggi.

Baca Juga: Investasi emas digital layak dilirik, ini alasannya

Berdasarkan data Treasury per 21 Agustus 2020, kenaikan harga emas di platform tersebut sudah naik 32,8% jika dibandingkan tahun lalu. Bahkan sudah naik 64,7% jika dibandingkan dengan harga 3 tahun lalu, bahkan meroket 76,3% dibandingkan level harga emas 5 tahun lalu.

Selanjutnya, agar bisa melihat potensi kenaikan harga emas dengan lebih menyeluruh, investor dianjurkan untuk memperhatikan empat hal, di antaranya:

Pertama, permintaan dan penawaran emas memiliki keterbatasan produksi. Di sisi lain, permintaan emas cenderung meningkat dari tahun ke tahun, sehingga tren harga emas diyakini akan selalu meningkat.

Kedua, ketidakpastian ekonomi dan isu global, di mana emas adalah aset yang safe haven atau aset yang dapat melindungi nilai uang di tengah situasi ekonomi atau global yang tidak pasti.

Ketiga, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Mata uang pembayaran untuk emas dunia adalah menggunakan dollar AS, sehingga apabila harga mata uang greenback semakin mahal terhadap rupiah, maka harga emas di Tanah Air akan semakin mahal.

Baca Juga: Emas digital bisa jadi pilihan berinvestasi dengan harga terjangkau

Keempat, tren suku bunga acuan suatu negara. Apabila suku bunga bank diturunkan, maka menyimpan uang di bank menjadi tidak menarik karena return-nya kecil. Sehingga, investor akan menaruh uangnya ke aset safe haven atau aset yang dapat melindungi nilai uangnya seperti emas.

Adapun keuntungan berinvestasi di emas digital yakni, investor bisa menyimpan aset emas digitalnya di akun Treasury, tanpa perlu membayar biaya cetak dan biaya simpan emas. Tentunya, cara tersebut lebih efektif dan lebih menguntungkan bagi investor.

Selain itu, Treasury juga menawarkan simpanan emas digital dengan kualitas produk yakni emas 24 karat yang tersimpan dengan baik dan aman di PT Untung Bersama Sejahtera (UBS).

Bahkan, pengguna aplikasi Treasury juga bisa mencetak emas dalam bentuk Logam Mulia dan Koin Nusantara (produk Treasury) dengan sertifikat dari UBS.

"Treasury bukan platform perdagangan emas berjangka, untuk itu setiap transaksi yang dilakukan investor berasal dari emas fisik yang disimpan di UBS," ujar Fahlevi.

Sedangkan untuk emas berjangka adalah suatu kontrak instrumen yang diperdagangkan di bursa berjangka melalui pialang atau broker tanpa ada bentuk fisik emasnya. Jadi yang ditransaksikan hanyalah nilai dari emas tersebut.

Baca Juga: Harga emas berbalik menguat 0,25% ke level US$ 1.945 per ons troi

Ke depan, Fahlevi menjelaskan bahwa ketidakpastian ekonomi global akibat pandemi Covid-19 berdampak pada memburuknya kondisi ekonomi dunia hingga resesi yang dialami oleh beberapa negara. Hal tersebut membuat investor mengalihkan aset-asetnya ke emas, karena dinilai aman dari badai resesi dunia.

Dia menambahkan, banyak analis yang memprediksi harga emas akan kembali mencetak rekor tertinggi. Analis dari Bank of America memprediksi harga emas akan mencapai Rp 1,4 Juta/gram dalam 18 bulan ke depan.

Sementara Ole Hansen, Kepala Ahli Strategi Komoditas di Saxo Bank, memprediksi emas akan mencetak rekor tertinggi pada tahun depan dan jangka panjang emas akan mencapai Rp 1,9 juta per gram.

"Tipsnya, beli emas digital jika bisa dan jual emas jika memang benar-benar membutuhkan. Jadi kita akan terbiasa untuk menyimpan Emas dalam jangka panjang," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×