Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek investasi emas di jangka panjang diyakini masih akan positif. Tak salah jika emas digital bisa jadi salah satu pilihan investasi dengan harga yang lebih terjangkau.
Sebagaimana diketahui, harga emas fisik seperti milik PT Aneka Tambang (Antam) sudah menembus level Rp 1.000.000 per gramnya. Begitu juga dengan harga emas spot yang masih bertahan di atas level US$ 2.000 per ons troi.
Direktur Bisnis Development Tanamduit Muhammad Hanif menyatakan bahwa di jangka panjang harga emas masih dalam tren positif. Meskipun begitu, pergerakannya cenderung masih cukup volatile seperti halnya dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Baca Juga: Harga emas berbalik menguat 0,25% ke level US$ 1.945 per ons troi
"Investasi emas sebaiknya dilakukan untuk jangka panjang, lebih dari lima tahun dan disarankan untuk berinvestasi secara reguler, misalnya setiap bulan," kata Hanif kepada Kontan.co.id, Senin (24/8).
Menurutnya, dengan melakukan investasi emas digital secara reguler investor bisa memperoleh pembelian harga rata-rata yang rendah meskipun pergerakan harga emas volatile. Dengan begitu, investor berpotensi mendapatkan keuntungan optimal di jangka panjang.
Adapun investasi emas digital di platform Tanamduit artinya membeli emas secara fisik dan bukan merupakan produk komoditi berjangka. Bekerjasama dengan grup PT Hartadinata Tbk, investor bisa mulai jajan emas di Tanamduit dengan Rp 100.000 per 0,1 gram.
"Cara investasi rutin di aplikasi Tanamduit dengan menyisihkan dana setiap bulannya. Sekitar Rp 100.000 sudah bisa membeli emas, suatu cara investasi yang sangat terjangkau," tandasnya.
Hanif menambahkan, kenaikan harga emas akhir-akhir ini disebabkan tingginya permintaan investor akan emas. Apalagi, emas juga dianggap sebagai aset yang lebih aman dari instrumen investasi lainnya, terutama di tengah pandemi Covid-19 ini.
Baca Juga: Harga emas 24 karat Antam hari ini turun Rp 4.000 per gram, Senin 24 Agustus 2020
Adapun faktor lainnya yang mendorong harga emas naik yakni kondisi likuiditas keuangan yang saat ini berlebih secara global, sebagai dampak dari kebijakan Quantitative Easing (QE) yang dilakukan oleh banyak bank sentral di seluruh dunia.
Di sisi lain, tingkat bunga sedang turun, akibatnya investor menilai investasi di surat utang cenderung memiliki imbal hasil yang sangat kecil dan emas menjadi alternatif investasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News