kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bakal jadi jawara 2020, begini tips memilih reksadana pendapatan tetap


Selasa, 04 Agustus 2020 / 21:20 WIB
Bakal jadi jawara 2020, begini tips memilih reksadana pendapatan tetap
ILUSTRASI. Reksadana pendapatan tetap diperkirakan mencapai return tertinggi dibandingkan reksadana jenis lain.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Untuk itu, Wawan menekankan tidak ada kata terlambat bagi investor untuk masuk ke reksadana pendapatan tetap. Dibandingkan deposito, bisa dipastikan potensi reksadana pendapatan tetap lebih tinggi berkaca dari rata-rata yield SUN 5%-6^%, sedangkan deposito hanya sekitar 3%. Jika masuk dari sekarang, investor diyakini masih memiliki peluang untuk mendapatkan return 3% hingga 4% di akhir 2020. 

Rekomendasinya, investor bisa masuk ke reksadana pendapatan tetap dengan penempatan dana terbanyak di SBN dengan horizon atau waktu penempatan antara 2 tahun hingga 3 tahun ke depan. Wawan menilai penempatan dana SBN lebih aman ketimbang obligasi korporasi, meskipun diakui untuk obligasi korporasi cenderung menawarkan return yang lebih tinggi. 

Baca Juga: CDS menurun, kepemilikan asing di SBN naik

Adapun tips untuk memilih reksadana pendapatan tetap dengan penempatan obligasi korporasi yakni dengan memastikan ratingnya. Untuk rating triple A diprediksi mampu memberikan return di atas 7%, sedangkan triple B bisa mencapai double digit.

"Lihat ratingnya, minimal BBB tapi kalau bisa di atas single A. Kalau rating bagus, lihat juga bidang usahanya, akankah terpengaruh oleh pandemi Covid-19?" ungkap dia. 

Beberapa hal tersebut dianggap penting oleh Wawan untuk memastikan apakah obligasi korporasi tersebut aman dari risiko default. Adapun bidang usaha yang menurutnya cukup aman saat ini adalah di sektor telekomunikasi, sedangkan untuk jasa dan konstruksi cukup berisiko. 

"Kalau ratingnya BBB tapi bidang usahanya menarik dan minim dari risiko pandemi juga bisa. Tapi yang jelas, untuk level risiko obligasi korporasi tahun ini cenderung meningkat," tandasnya.

Baca Juga: Anjlok 20,5% sejak awal tahun, IHSG jadi indeks terburuk ketiga di Asia Pasifik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×