Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Meski berhasil tutup perdagangan dengan penguatan, analis mewaspadai koreksi rupiah besok.
Di pasar spot, Selasa (10/5) nilai tukar rupiah menguat 0,21% ke level Rp 13.286 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Berbeda, di kurs tengah Bank Indonesia valuasi rupiah justru terkikis 0,37% di level Rp 13.333 per dollar AS.
Sri Wahyudi, Research and Analyst PT Garuda Berjangka menuturkan rupiah bisa terkoreksi di perdagangan Rabu (11/4). Beban bisa datang jika menilik pergerakan harga komoditas yang tengah cidera.
Terutama mengamati penurunan harga minyak yang sedang terjadi saat ini, itu bisa menyeret mata uang komoditas seperti rupiah ke arah pelemahan. “Belum lagi beberapa data ekonomi Amerika Serikat perlu terus dipantau karena akan jadi pengganjal laju rupiah,” jelas Wahyudi.
Beberapa data AS yang dinanti adalah JOLTS job openings dan stok wholesale, keduanya diprediksi pasar akan tumbuh positif. Tentunya apabila data ekonomi tersebut dirilis positif, rupiah akan terseret.
Hanya saja memang data ekonomi yang gemilang diperdagangkan hari ini bisa jadi kekuatan bagi rupiah untuk menahan pelemahan lebih dalam. "Data AS bisa dihalangi oleh fundamental dalam negeri yang cukup positif, jadi kalaupun melemah ya tipis," ujar Wahyudi.
Sebagai gambaran, Bank Indonesia merilis data cadangan devisa Indonesia April 2016 di level US$ 107,7 miliar. Level ini lebih tinggi dibanding cadangan devisa Maret 2016 lalu yakni sebesar US$ 107,5 miliar. Hal ini yang jadi kekuatan bagi rupiah untuk unggul hari ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News