Reporter: Rashif Usman | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Prospek Cerah tapi Tantangan Masih Ada
Secara terpisah, Investment Analyst Edvisor Provina Visindo, Indy Naila, menilai prospek ASII masih positif berkat dorongan penjualan otomotif, meski permintaan alat berat masih moderat.
“Kondisi ini bisa berdampak pada segmen bisnis ASII yang berkaitan dengan komoditas dan ekspor,” ucap Indy kepada Kontan, Kamis (16/10).
Indy menambahkan, pendapatan ASII akan semakin terdiversifikasi di tahun 2026, didukung kontribusi dari lini bisnis energi baru terbarukan dan infrastruktur. Namun, ia mengingatkan adanya risiko dari daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih dan ketidakpastian global yang bisa memengaruhi rantai pasok.
Tren kendaraan listrik (EV) juga disebut menjadi faktor penting yang perlu terus dipantau.
Tonton: IHSG Menghijau Hari Ini (16 Oktober 2025)
Valuasi Masih Murah, Rekomendasi Buy
Dari sisi valuasi, Indy menilai saham ASII masih atraktif, dengan PER 7,53 kali, di bawah rata-rata industri 9,87 kali. Ia merekomendasikan buy on weakness dengan target harga Rp 6.200 per saham.
“ASII memang patut dicermati dengan pemantauan kinerja keuangan secara kuartalan serta pembagian dividen di tahun 2026,” tambah Indy.
Sementara itu, Nashrullah memperkirakan saham ASII saat ini diperdagangkan di 7,5 kali P/E 2026, lebih rendah dari rata-rata lima tahun terakhir di 7,8 kali. Ia juga merekomendasikan buy dengan target Rp 6.700 per saham, yang mencerminkan valuasi 9,5 kali P/E 2026 atau mendekati +1 standar deviasi.
“Ini dinilai wajar apabila Astra mampu mempertahankan pangsa pasar di atas 50%, menjaga konsistensi pembagian dividen dengan imbal hasil sekitar 7%, serta memberikan kejelasan lebih terkait katalis strategis seperti Total Shareholder Return (TSR) atau peluncuran kendaraan hybrid (HEV),” papar Nashrullah.
Selanjutnya: IHSG Rebound, Sektor CPO dan Konsumer Jadi Penopang — Simak Proyeksi Jumat (17/10)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News