kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.164.000   41.000   1,93%
  • USD/IDR 16.695   76,00   0,46%
  • IDX 8.125   85,16   1,06%
  • KOMPAS100 1.130   12,55   1,12%
  • LQ45 811   6,69   0,83%
  • ISSI 282   3,69   1,32%
  • IDX30 425   2,99   0,71%
  • IDXHIDIV20 489   5,53   1,14%
  • IDX80 124   1,36   1,11%
  • IDXV30 133   1,56   1,18%
  • IDXQ30 135   1,11   0,83%

Investasi Astra International (ASII) untuk Bisnis Jangka Panjang, Cek Rekomendasinya


Selasa, 23 September 2025 / 20:28 WIB
Investasi Astra International (ASII) untuk Bisnis Jangka Panjang, Cek Rekomendasinya
ILUSTRASI. PT Astra International Tbk (ASII) siap memperkuat kinerja bisnis dalam jangka panjang melalui investasi di tiga sektor yang dinilai potensial.


Reporter: Rashif Usman | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra International Tbk (ASII) siap memperkuat kinerja bisnis dalam jangka panjang melalui investasi di tiga sektor yang dinilai potensial. Ketiga sektor itu meliputi jasa layanan kesehatan, infrastruktur, serta bisnis non-batubara.

Head of Corporate Investor Relations ASII, Tira Ardianti menyampaikan investasi di sektor-sektor ini sejalan dengan arah pertumbuhan ekonomi nasional dan memiliki prospek yang menjanjikan bagi perusahaan ke depannya.

Di sektor kesehatan, Astra telah menanamkan investasi pada layanan telemedicine, rumah sakit, asuransi kesehatan hingga peralatan medis. Tira menilai langkah ini menjadi salah satu inisiatif penting untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang perusahaan.

ASII telah mengucurkan dana investasi senilai Rp 8,6 triliun ke sektor layanan kesehatan, meliputi investasi di Halodoc, PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), dan Rumah Sakit Kardiovaskular Heartology.

Baca Juga: Rutin Tebar Dividen Interim, Begini Bocoran Astra International (ASII)

Kucuran investasi yang jumbo itu mencerminkan keseriusan dan komitmen Astra dalam mendukung pengembangan ekosistem kesehatan di Indonesia. 

Sementara itu, sektor infrastruktur juga dinilai memiliki prospek cerah. Astra telah mengelola jaringan jalan tol sepanjang 396 kilometer di Trans-Jawa dan lingkar luar Jakarta. Hingga semester I-2025, divisi infrastruktur mencatatkan kenaikan laba bersih 38% menjadi Rp 636 miliar.

"Potensinya sangat baik ke depannya karena infrastruktur itu penting untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia. Apalagi infrastruktur itu membantu konektivitas yang pada akhirnya membantu pertumbuhan ekonomi," kata Tira dalam acara Media Day Astra, Selasa (23/9).

Astra juga memperluas fokus ke sektor non-batubara melalui anak usahanya, PT United Tractors Tbk (UNTR). Ini menjadi bagian dari investasi strategis untuk transisi energi dan diversifikasi bisnis Grup.

"Kami sudah berinvestasi di sektor-sektor non batubara, termasuk juga sektor sektor green investment seperti energi terbarukan," jelas Tira.

Selain investasi di ketiga sektor tersebut, Astra tetap mengoptimalkan tujuh lini bisnis inti yang telah lama menopang kinerja konsolidasi, yaitu otomotif dan mobilitas, jasa keuangan, alat berat pertambangan konstruksi dan energi, agribisnis, infrastruktur, teknologi informasi, serta properti. 

Baca Juga: Astra International (ASII) Tambah Investasi Rp 8,6 Triliun di Sektor Kesehatan

Optimalisasi dilakukan melalui pengembangan internal maupun investasi yang relevan dengan bisnis inti tersebut.

Analis Kiwoom Sekuritas, Miftahul Khaer mengatakan secara prospek jangka menengah hingga panjang kinerja Astra masih cukup solid meski kinerjanya di paruh pertama 2025 masih menghadapi tantangan. 

Laba bersih semester I-2025 tercatat turun 4%, terutama karena pelemahan penjualan mobil dan lemahnya daya beli domestik serta  tingginya tingkat persaingan produsen mobil dari china dan korea juga menjadi katalis yang kurang bagus untuk performa astra. 

"Tapi ke depan, dukungan pemerintah terhadap industri EV, peluang infrastruktur, dan stabilitas daya beli konsumen bisa menjadi katalis tambahan yang menopang bisnis inti Astra," ucap Miftahul kepada Kontan, Selasa (23/9).

Lebih lanjut, Miftahul berpendapat dalam jangka menengah hingga panjang, ASII masih cukup layak dipertimbangkan terutama sebagai saham konglomerasi yang punya portofolio terdiversifikasi. 

Miftahul berpandangan momentum koreksi harga saham justru bisa dimanfaatkan untuk akumulasi bertahap, dengan catatan investor tetap mewaspadai katalis perbaikan daya beli. 

Dus, Miftahul merekomendasikan hold saham ASII di target harga Rp 6.769 untuk jangka waktu 12 bulan ke depan.

Selanjutnya: Jepang Pertimbangkan Partisipasi Korea Utara di Asian Games 2026

Menarik Dibaca: Ini Kiat Atasi Mata Minus Pada Anak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×