Reporter: Rashif Usman | Editor: Noverius Laoli
Namun ada pemberat kinerja perusahaan. Yakni, daya beli melemah, terutama dari kelompok muda dan masyarakat urban yang menunda belanja sekunder.
Kemudian, tekanan margin akibat biaya logistik, sewa, dan ketergantungan pada impor. Terakhir, persaingan makin ketat, baik dari e-commerce maupun pemain ritel besar lain seperti Informa dan IKEA
Investment Analyst Edvisor Provina Visindo Indy Naila menerangkan bahwa ekspansi yang dilakukan ACES merupakan langkah strategis jangka panjang dengan harapan dapat meningkatkan produktivitas.
Baca Juga: Jaga Kinerja Positif, Cermati Strategi Aspirasi Hidup (ACES) di Tahun 2025
"Namun melemahnya daya beli masih membayangi kinerja keuangan ACES," ucap Indy kepada Kontan, Jumat (16/5).
Untuk menjaga kinerja positif di tahun 2025, Indy menyarankan agar manajemen fokus pada optimalisasi persediaan dan operasional, serta memperkuat layanan e-commerce mengingat adanya potensi pergeseran tren belanja konsumen. Ia juga menekankan pentingnya memantau perkembangan makroekonomi guna memahami arah daya beli masyarakat ke depan.
Indy merekomendasikan hold saham ACES dengan target harga Rp 780.
Pada perdagangan, Jumat (16/5), harga saham ACES berada di posisi Rp 510 per saham atau melemah 4,67% dalam sehari. Secara tahun berjalan, pergerakan harga saham ini melemah 35,44%.
Selanjutnya: IHSG Menguat 0,94% pada Hari Ini (16/5), Simak Sentimen yang Menopangnya
Menarik Dibaca: Havaianas dan Dolce&Gabbana Luncurkan Koleksi Baru, Perkuat Segmen Fashion Premium
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News