Wall Street Mixed, Nasdaq dan S&P 500 Turun Terseret Pelemahan Saham Teknologi

Rabu, 02 Juli 2025 / 05:00 WIB

ILUSTRASI. Indeks utama Wall Street ditutup mixed pada akhir perdagangan Selasa (1/7), indeks Nasdaq dan S&P 500 melemah terseret pelemahan saham teknologi. REUTERS/Jeenah Moon

Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks utama Wall Street ditutup beragam alias mixed pada akhir perdagangan Selasa (1/7). Indeks Nasdaq dan S&P 500 melemah, terseret oleh pelemahan saham teknologi berkapitalisasi besar, sementara Dow Jones ditutup menguat.

Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 400,17 poin, atau 0,91% ke level 44.494,94. S&P 500 turun 6,94 poin, atau 0,11% ke level 6.198,01 dan Nasdaq Composite turun 166,84 poin, atau 0,82% ke level 20.202,89.

Investor menavigasi sesi perdagangan yang berfluktuasi, antara optimisme atas stimulus dan kehati-hatian di sekitar konsentrasi pasar di sekitar beberapa saham teknologi.

Aksi jual beberapa saham teknologi berkapitalisasi besar dan saham momentum yang berdekatan dengan teknologi, yang mengalami kenaikan sangat tinggi dalam beberapa minggu terakhir, membuat pasar rentan terhadap perubahan tajam. Indeks NYFANG, yang melacak 10 saham teknologi yang banyak diperdagangkan, turun 1,8%.

"Kami mencapai level yang sangat overbought pada saham teknologi dan Nasdaq selama beberapa minggu terakhir," kata Farz Azarm, direktur pelaksana perdagangan Ekuitas di Mizuho Americas.

"Hari ini Anda melihat pelemahan besar" dari pergerakan ini, katanya.

Indeks Dow Jones blue-chip mendapat dorongan dari sektor-sektor yang sensitif terhadap ekonomi seperti sektor material dan smallcaps, yang berkinerja lebih baik. Indeks Dow Transportation, yang secara luas dianggap sebagai barometer ekonomi, melonjak 2,9%, kenaikan harian terbesarnya sejak 12 Mei.

"Pasar sedang mempersiapkan banyak sekali stimulus dengan ekonomi yang sudah sehat," kata Rich Bernstein, CEO Richard Bernstein Advisors.

"Tetapi kita masih berada di pasar yang sangat spekulatif."

Berita dari Washington membantu memicu optimisme. Presiden AS Donald Trump mengatakan dia tidak berpikir untuk memperpanjang batas waktu 9 Juli bagi negara-negara untuk menegosiasikan kesepakatan perdagangan dengan AS, meredakan kekhawatiran investor tentang ketidakpastian yang berkepanjangan.

Pengesahan paket pajak Trump oleh Senat membuat para investor mempertimbangkan efek stimulatif RUU tersebut dibandingkan dengan biayanya yang mencapai triliunan dolar.

Saham Tesla terpukul oleh pertengkaran baru antara CEO Elon Musk dan Trump, sementara data ekonomi mendukung sikap sabar bank sentral AS terhadap pemotongan suku bunga.

Saham Tesla turun 5,4% setelah Trump mengancam akan memotong subsidi miliaran dolar yang diperoleh perusahaan Musk dari pemerintah federal. Musk telah menghidupkan kembali kritiknya terhadap pemotongan pajak dan RUU belanja Trump yang luas.

Data menunjukkan lowongan pekerjaan di AS meningkat secara tak terduga pada bulan Mei, yang menunjukkan ketahanan pasar tenaga kerja meskipun terjadi ketidakpastian perdagangan dan ekonomi.

Sebelumnya pada hari itu, Ketua Federal Reserve Jerome Powell menegaskan kembali rencana bank sentral AS untuk wait and see tentang dampak tarif terhadap inflasi sebelum menurunkan suku bunga, sekali lagi mengesampingkan tuntutan Trump untuk pemotongan suku bunga segera dan dalam.
Institute for Supply Management (ISM) mengatakan PMI manufakturnya naik ke 49,0 bulan lalu dari level terendah enam bulan sebesar 48,5 pada bulan Mei, sedikit di atas perkiraan ekonom sebesar 48,8.

Fokus pasar sekarang beralih ke laporan nonfarm payrolls yang akan dirilis hari Kamis, yang dapat membantu mengkalibrasi ulang taruhan untuk pemotongan suku bunga secepatnya pada bulan Juli.

Pasar uang memperkirakan kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan Juli sebesar 21,2% dan memperkirakan penurunan sekitar 64 basis poin pada akhir tahun ini, menurut data LSEG.