kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ASII tetap konsisten menginjak pedal gas otomotif


Selasa, 27 September 2016 / 13:10 WIB
ASII tetap konsisten menginjak pedal gas otomotif


Reporter: Namira Daufina | Editor: Rizki Caturini

Pertama, ASII memangkas gaji eksekutif di seluruh jajaran organisasi, tak memperpanjang masa kerja karyawan kontrak, menawarkan pengunduran diri sukarela kepada karyawan dan menutup gerai distribusi yang tak strategis. Kedua, merumuskan kembali strategi operasional dan strategi investasi ASII. 

Ketiga, restrukturisasi utang untuk menopang kelangsungan usaha. “Rini Soemarno dan Michael D. Ruslim (Presdir ASII 2005-2010) adalah key person yang membuat Astra berhasil lepas dari jerat krisis. Mereka tentu didukung oleh kerja tim yang hebat dari semua lapisan manajemen,” tutur Prijono. 

Namun, bukan berarti perjalanan ASII keluar dari krisis mulus. Tantangan terbesar yang dihadapi saat itu ialah restrukturisasi utang dan merancang rencana jangka menengah dan panjang yang logis dan akurat.

Kala itu, restrukturisasi utang melewati serangkaian tahapan, mulai dari pengumuman rencana restrukturisasi dan penundaan pembayaran bunga pinjaman, hingga penundaan pembayaran pokok utang. Pada tahun 1998, total pinjaman Astra Internasional melonjak menjadi Rp 17 triliun dari Rp 13 triliun pada tahun sebelumnya. 

Bukan cuma itu. Manajemen Astra International juga mengolah strategi baru dalam berbisnis. . Salah satunya dari distribusi otomotif yang dapat mempercepat pembayaran utang. “Pemilu 7 Juni 1999 menjadi titik balik pemulihan kinerja usaha ASII,” kata Prijono.

Kesuksesan pemilu mendongkrak rupiah. Efeknya, ekonomi nasional kembali bergerak. Pada 1999, ASII sukses meraih pendapatan Rp 15 triliun, menanjak 32% dibandingkan di 1998. 

Hingga akhir Juni 2016, ASII menjalankan enam segmen usaha, yakni otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan, agribisnis, infrastruktur, logistik serta teknologi informasi. ASII memiliki total 202 anak usaha. 

Pada 2013, Grup Astra merambah bisnis properti dengan mengembangkan kompleks terintegrasi Menara Astra dan Apartemen Anandamaya di Jakarta. “Ke depan, kami bersiap menggarap proyek pembangkit listrik,” ujar Prijono. 

Astra memegang prinsip, jika masuk bisnis baru, maka serius. “Tidak hanya sekadar buy, fix lalu sell lagi,” tutur Prijono.  Satu hal yang pasti, Grup Astra tidak akan pernah masuk lini usaha yang bertentangan dengan nilai dan prinsip perusahaan. “Beberapa di antaranya yang pasti tidak akan kami garap adalah industri rokok dan minuman beralkohol,” ungkap Prijono.  




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×