Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Amerika Serikat dan China memutuskan untuk menandatangani kesepakatan dagang fase pertama pada Rabu (15/1) di Gedung Putih, Washington DC. Hal ini semakin menunjukkan bahwa isyarat damai dari kedua raksasa ekonomi dunia tersebut semakin dekat.
Analis Royal Investum Sekuritas Wijen Ponthus menilai, salah satu hasil kesepakatan dagang ini adalah diperbolehkannya kembali AS untuk mengekspor gas dan batubara ke China. Sehingga menurutnya, emiten yang berpeluang meraup keuntungan dari adanya kesepakatan dagang ini adalah emiten bidang energi.
Baca Juga: Perang dagang mereda, berikut saham rekomendasi analis
“Harapannya permintaan kembali naik lalu harga komoditas juga naik,” ujar Wijen.
Selain itu, Wijen menilai komoditas lain seperti crude palm oil (CPO) dan komoditas logam juga bakal naik dengan adanya kesepakatan dagang ini.
Lebih lanjut, kesepakatan dagang ini juga berpotensi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masing-masing Negara. Maka, tidak menutup kemungkinan permintaan batubara dari China juga akan meningkat. Dus, emiten batubara juga bakal kecipratan untung.
Adapun saham bidang energi dan pertambangan yang Wijen rekomendasikan untuk dikoleksi adalah PT Medco Energi International Tbk (MEDC) dengan target harga Rp 840, saham PT TIMAH Tbk (TINS) dengan harga Rp 870, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dengan target harga Rp 1.180, dan saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan harga Rp 2.650 per saham.
Baca Juga: Simak prospek saham perbankan untuk tahun 2020
Head of Corporate Communications PT Indika Energy (INDY) Leonardus Herwindo menanggapi positif adanya kesepakatan dagang antara AS dengan China.