Reporter: Benedicta Prima | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. January Effect tak terasa di bulan ini. Sebab pada akhir Januari 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 5.937 atau anjlok 5,71% sejak awal tahun (ytd). Nilai rata-rata transaksi harian juga terbilang mini.
Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony menjelaskan kondisi tersebut lebih disebabkan oleh kekhawatiran investor mengenai pertumbuhan ekonomi di mana China diprediksi akan kembali menurun akibat virus yang melanda.
Baca Juga: IHSG longsor, saham emiten kecil dan menengah bisa jadi alternatif
Ditambah juga masalah reksadana yang membuat investor menarik dananya dan berpengaruh pada pergerakan saham. "Karena efek negatifnya lebih banyak, tahun ini tidak ada January Effect," kata Chris kepada Kontan, Jumat (31/1).
Namun bila melirik kondisi perusahaan dalam negeri, Chris melihat kinerja perusahaan masih dalam kondisi yang baik. Sehingga kondisi saat ini lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen negatif saja. "Pasar akan pulih sampai masalah pada Asabri dan Jiwasraya serta reksadana selesai," jelas dia.
Baca Juga: Saham emiten kecil dan menengah menguat, saham apa saja yang layak lirik?
Dus, Chris menyarankan investor untuk mulai membeli saham-saham yang sudah tergolong murah. "Sebenarnya sekarang ini harga-harga perusahaan sudah murah. Justru jika investor jeli, saat ini merupakan peluang untuk mendapatkan saham-saham murah," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News