Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
Direktur Avere Investama Teguh Hidayat menjelaskan, indeks hijau ini punya konsep yang sangat baru. “Kalau melihat dari investor dalam negeri belum terlalu memperhatikan soal lingkungan sehingga butuh waktu yang lama untuk diserap dan dijadikan acuan investasi,” ujarnya.
Baca Juga: Menunggu Keputusan The Fed, Harga Emas Hari Ini Turun Tipis
Teguh bilang dari sisi investor domestik masih memperhatikan fundamental perusahaannya saja dan bagaimana impelementasi Good Corporate Governance (GCG)-nya.
Sebab saat ini masih banyak saham yang ‘digoreng; sehingga valuasinya masih terlalu fluktuatif dan tidak sejalan dengan fundamental perusahaanya.
Teguh menjelaskan kalau ada perlindungan yang lebih baik, investor publik baru lebih peduli terhadap saham-saham yang ramah lingkungan. Teguh mencontohkan Jepang dan Eropa mengapa lebih memperhatikan soal lingkungan karena mereka sudah sangat maju dan perlindungan ke investor publik sudah baik.
Baca Juga: Bursa Asia kompak menguat di awal perdagangan pekan ini
Kendati demikian, kalau BEI menambahkan penilaian GCG di dalam scoring saham hijau ada kemungkinan indeksnya bisa lebih menarik. Sebab indeks tersebut bisa memberikan gambaran ke investor kalau perusahaan itu selain mengimplementasikan bisnis berkelanjutan juga komitmen tidak mempermainkan investor ritel.
Teguh menilai, indeks hijau ini kemungkinan baru menarik dan digunakan banyak investor domestik pada satu sampai dua dekade mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News