kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.943.000   -7.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.306   -72,00   -0,44%
  • IDX 7.490   -13,57   -0,18%
  • KOMPAS100 1.062   5,79   0,55%
  • LQ45 796   5,98   0,76%
  • ISSI 254   -0,56   -0,22%
  • IDX30 410   -1,10   -0,27%
  • IDXHIDIV20 470   0,28   0,06%
  • IDX80 120   0,90   0,75%
  • IDXV30 124   0,93   0,76%
  • IDXQ30 131   0,00   0,00%

Begini Prospek Kinerja Jababeka (KIJA) dan Rekomendasi Sahamnya


Kamis, 07 Agustus 2025 / 16:34 WIB
Begini Prospek Kinerja Jababeka (KIJA) dan Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. Kinerja PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) diproyeksikan masih bisa melaju di semester II 2025.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) diproyeksikan masih bisa melaju di semester II 2025. Hal itu tercermin dari raihan kinerja mereka di paruh pertama tahun ini.

KIJA membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 2,72 triliun per semester I 2025, tumbuh 14% dibandingkan dengan Rp 2,38 triliun per semester pertama tahun 2024.

Laba bersih melesar 523,50% secara tahunan alias year on year (YoY) ke Rp 310,65 miliar per semester I 2025. Sebelumnya, laba bersih KIJA sebesar Rp 49,82 miliar di periode sama tahun lalu.

Raihan pendapatan prapenjualan alias marketing sales emiten properti kawasan industri ini sebesar Rp 1,9 triliun per semester I 2025. Raihan itu setara dengan 55% dari target tahunan 2025 dan naik 13% YoY dari Rp 1,7 triliun.

Baca Juga: Didorong Perbaikan Iklim Investasi, KIJA Optimistis Kinerja Naik pada Semester II

“Dengan pencapaian di semester I, kami optimistis target kinerja bisa tercapai di akhir tahun 2025,” tambah Corporate Secretary PT Kawasan Industri Jababeka Tbk Mulyadi Suganda, dalam public expose KIJA, Kamis (7/8/2025).

Per 30 Juni 2025, ada 129 tenant yang mengisi Kawasan Industri Kendal (KIK), dengan mayoritas berasal dari sektor fesyen sebesar 25% dan sektor otomotif 19%. Total investasi akumulatif KIK hingga Juni 2025 sebesar 171,89 triliun.

“Industrinya banyak dan mereka merupakan industri yang labor-intensive,” ungkapnya.

Mulyadi mengatakan, KIJA menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) untuk maintanance sebesar Rp 300 miliar di tahun ini. Per semester I, realisasinya sebesar Rp 85 miliar.

“Lalu, capex untuk akuisisi lahan sebesar Rp 250 miliar dan sudah terserap Rp 160 miliar,” katanya.

Prospek dan Rekomendasi Saham

Di semester II, proyek unggulan KIJA masih dari KIK. Investor yang berinvestasi di Kawasan Kendal mayoritas berasal dari China. Namun, ada juga dari Taiwan, Korea, dan Jepang.

Target marketing sales KIJA untuk tahun 2025 adalah Rp 3,5 triliun. “Sebesar Rp 2,25 triliun dari target tersebut diharapkan berasal dari JV di Kendal,” kata Mulyadi.

Optimisme kinerja KIJA juga berasal dari pertumbuhan ekonomi Indonesia per kuartal II 2025.

Asal tahu saja, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 mencapai 5,1% secara tahunan alias year on year (yoy).

Kinerja pertumbuhan ekonomi nasional selain didorong konsumsi rumah tangga, juga ditopang oleh Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi.

Berdasarkan catatan KONTAN, PMTB atau investasi tumbuh 6,99% yoy pada kuartal II 2025, dengan kontribusi 27,83%. PMTB ini tertinggi sejak kuartal II 2021 yang sebesar 7,50% yoy.

Adapun PMTB tumbuh didorong oleh investasi dari swasta dan pemerintah.

Wakil Direktur Utama PT Kawasan Industri Jababeka Tbk Tedjo Budianto Liman mengatakan, angka itu sejalan dengan peningkatan raihan marketing sales dari KIK. Sebagai gambaran, joint venture (JV) KIJA di Kendal menyumbang 73% dari total marketing sales KIJA per semester I 2025.

Angka itu ditopang oleh transaksi penjualan lahan di KIK yang masing-masing seluas 7 hektar kepada perusahaan bahan bangunan, serta 13 hektar dan 12 hektar kepada masing-masing perusahaan furnitur asal China dan Indonesia.

Baca Juga: Meski Investor Wait and See, Jababeka (KIJA) Optimistis Bisnisnya Tetap Prospektif

“Itu mungkin kontribusi dari kami ke pertumbuhan investasi. Ke depan, potensinya masih akan bertambah lagi,” ujarnya dalam public expose KIJA, Kamis (7/8).

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menilai, pertumbuhan pesat laba KIJA per semester I sudah direspons positif oleh pasar.

Melansir RTI, saham KIJA parkir di Rp 198 per saham pada perdagangan hari ini, Kamis (7/8). Ini sudah naik 10% dalam sebulan terakhir dan naik 6,45% sejak awal tahun alias year to date (YTD).

Namun, saham KIJA saat ini dinilai Nafan sudah ada di fase distribusi. Pada perdagangan hari ini, saham KIJA tercatat turun 3,88% dibandingkan level di penutupan pasar Rabu (6/8) kemarin.

Pergerakan saham perseroan di semester II bakal lebih didorong oleh sentimen makroekonomi domestik dan global, terutama terkait suku bunga acuan bank sentral.

Sejumlah sentimen positif dari domestik dan global harus bisa direspons KIJA dengan meningkatkan raihan marketing sales mereka di paruh kedua 2025.

“Paling tidak, KIJA harus bisa mempertahankan kinerja fundamentalnya seperti di semester II,” ungkapnya.

Alhasil, Nafan pun merekomendasikan sell on strength untuk KIJA.

Baca Juga: Meski Investor Wait and See, Jababeka (KIJA) Optimistis Bisnisnya Tetap Prospektif

Praktisi Pasar Modal sekaligus Founder WH Project, William Hartanto melihat, pergerakan saham KIJA ada dalam tren menguat dengan support Rp 189 per saham dan resistance Rp 200 per saham.

“Indikator MACD membentuk bullish divergence potensi penguatan lanjutan,” katanya kepada Kontan, Kamis (7/8/2025).

William pun merekomendasikan beli untuk KIJA dengan target harga terdekat Rp 200 per saham.

Selanjutnya: Rencana Pembangunan PLTS 100 GW di Kopdes Merah Putih, Pengamat Ingatkan Pendanaan

Menarik Dibaca: Ini Rekomendasi Infused Water untuk Diet yang Bantu Turunkan Berat Badan Anda

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×