CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Analis menilai investor domestik butuh waktu lama tertarik gunakan indeks hijau


Senin, 28 Oktober 2019 / 15:37 WIB
Analis menilai investor domestik butuh waktu lama tertarik gunakan indeks hijau
ILUSTRASI. Pegawai melintas di depan layar pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (25/10/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,38 persen atau 87,30 poin di level 6.252,35 ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana akan meluncurkan tiga indeks baru pada 2020 mendatang. Adapun ketiga-tiganya merupakan green index atau indeks yang berisikan saham-saham yang yang memenuhi penilain Environmental Social and Governance (ESG) atau bisnis yang berkelanjutan.

Kepala Riset MNC Sekuritas Thendra Crisnanda menjelaskan, rencana bursa untuk merilis ketiga indeks hijau tersebut bagus. “Namun, secara umum di Indonesia kesadaran terhadap hal tersebut mulai berkembang, tetapi memang butuh waktu yang lama untuk dapat sepenuhnya terimplementasi,” jelasnya kepada Kontan, Senin (28/10). 

Baca Juga: BEI akan meluncurkan tiga indeks baru di 2020

Thendra menjelaskan, penyerapannya tidak hanya dari perusahaan saja, tapi juga investor yang belum sepenuhnya teredukasi dan sadar terkait sangat pentingnya kontribusi dari lingkungan terhadap sustainabilitas perusahaan dalam jangka panjang. 

Tentunya Indeks ini memiliki prospek yang menarik dalam jangka waktu panjang. Investor dari Eropa dan Jepang khususnya memiliki minat yang besar untuk dapat berinvestasi dalam perusahaan yang telah terbuka dalam penerapan Environmental Social and Governance (ESG). 

Menurutnya, pada beberapa kasus di sektor Perbankan, ESG menjadi salah satu dasar penentuan besaran kredit dan insentif yang diberikan kepada Perusahaan.

Memang, tidak hanya sektor sahamnya saja yang dinilai oleh pihak scoring tapi juga likuiditas serta fundamental perusahaan tersebut. Namun, menurut Thendra terdapat banyak faktor baik kuantitatif dan kualitatif yang mempengaruhi sukses atau tidaknya suatu indeks acuan.

Baca Juga: Bukit Asam (PTBA) belum berencana merevisi target penjualan

Di antara variabel tersebut, tentunya likuiditas menjadi faktor kunci. 

Thendra menilai kemungkinannya setelah indeks ini diluncurkan, kebanyakan yang bakal menggunakan adalah dari Foreign Investor yang lebih sadar untuk investasi di perusahaan yang ramah lingkungan.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×