kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,70   -13,79   -1.49%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis: Kinerja TOWR akan ditopang penyewaan menara dan segmen fiber optic


Rabu, 22 Januari 2020 / 17:28 WIB
Analis: Kinerja TOWR akan ditopang penyewaan menara dan segmen fiber optic
ILUSTRASI. Perusahaan menara dan infrastruktur telekomunikasi?PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR)


Reporter: Muhammad Kusuma | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Sarana Menara Nusantara Tbk akan membaik tahun ini. Pasalnya perusahaan penunjang telekomunikasi ini berencana mengakuisisi menara telekomunikasi milik PT XL Axiata Tbk (EXCL) sebanyak 2500 hingga 3000 unit.

Sebelumnya, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), anak perusahaan emiten berkode saham TOWR telah terlebih dahulu menambah jumlah menara telekomunikasi. Protelindo membeli 1.000 unit Menara telekomunikasi milik PT Indosat Tbk (ISAT) di bulan November dengan nilai transaksi mencapai Rp 1,95 triliun.

Baca Juga: PP Presisi (PPRE) raih kontrak Rp 5,9 triliun sepanjang 2019

Sektor penyewaan menara menjadi sektor penyumbang pendapatan terbesar. Hingga kuartal ketiga tahun 2019, sektor sewa menara telekomunikasi menghasilkan Rp 4,11 triliun atau 89,96% dari keseluruhan pendapatan. Jumlah tersebut meningkat 3,47% yoy.

Analis JP Morgan Sekuritas Ranjan Sharma mengatakan dalam risetnya, (10/12/2019) kinerja pendapatan TOWR akan meningkat seiring dengan perkiraan jumlah menara yang akan dimiliki tahun ini. Pada 2020-2021 jumlah menara TOWR diprediksi meningkat sebesar 2,7% dan 0,8%.

Sedangkan untuk tenancy ratio, Ranjan memproyeksikan kenaikan moderat pada 2020 dan 2021 yaitu secara berturut-turut 1,71x dan 1,72x. angka tersebut masih di atas emiten penyewaan menara independen yang rata-rata rasionya 1,6x-1,7x.

Di sisi lain, analis Deutsche Bank Raymond Kosasih dalam risetnya (3/12/2019) turut menuliskan akuisisi menara telekomunikasi oleh TOWR secara garis besar menggunakan kas internal. Sedangkan, sekitar Rp 550 miliar akan diperoleh melalui hutang.

Baca Juga: Blue Bird (BIRD) percepat pemulihan tiga pool yang terkena banjir

Namun, hutang tersebut akan segera tertutup oleh pembiayaan sewa menara. Menurutnya, akuisisi terhadap menara akan menambah cash flow pada keuntungan sebesar Rp 177 miliar sehingga hutang akan tertutup dalam kurun waktu lima tahun.

Penambahan menara yang merupakan bagian dari strategi ekspansi perusahaan juga akan mendorong segmen fiber optik. Analis PT Henan Putihrai Sekuritas Muhammad As’ad Abdul Mufti mengatakan, jaringan fiber optik akan menjadi segmen yang diandalkan oleh perusahaan.

“Hingga bulan November tahun lalu, TOWR sudah membangun jaringan fiber optik sepanjang 17.500 Km,” terangnya pada kontan.co.id Rabu (22/1).

Menurutnya fiber optik akan menjadi tulang punggung jaringan di masa depan. Sementara ini, jaringan fiber optik yang dapat dinikmati hanya mencakup teknologi 4G. namun, As’ad memproyeksikan fiber optik akan mulai marak digunakan dua hingga tiga tahun ke depan menyusul munculnya jaringan 5G.

Popularitas fiber optik sendiri diprediksi akan mengerek pendapatan TOWR tahun ini. Sekadar menyegarkan ingatan, hingga kuartal tiga tahun lalu, TOWR berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar Rp 4,65 triliun atau naik 7,12% secara yoy.

Ia turut menambahkan, ekspansi yang dilakukan oleh TOWR sejalan dengan program ‘Palapa Ring’ pemerintah. Melansir dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Palapa Ring merupakan proyek infrastruktur telekomunikasi berupa pembangunan serat optik di seluruh Indonesia sepanjang 36.000 kilometer.

Baca Juga: Tarif BPJS naik, Itama Ranoraya (IRRA) belum merevisi target pendapatan

Proyek ini menjadi stimulus bagi para pelaku usaha di sektor telekomunikasi untuk membangun menara sebagai perpanjangan jaringan.

Dengan meningkatnya jumlah menara yang dimiliki TOWR serta prospek cemerlang dari segmen fiber optik, ketiga analis optimis pendapatan dan laba bersih perusahaan akan meningkat di tahun ini. As’ad memproyeksikan pendapatan TOWR meningkat mencapai Rp 6,83 triliun dan laba bersih mencapai Rp 2,56 triliun pada tahun 2020.

Raymond menargetkan pendapatan TOWR meningkat menjadi Rp 6,57 triliun dengan laba bersih Rp 2,24 triliun. Sedangkan Ranjan memproyeksikan peningkatan pendapatan mencapai Rp 6,82 triliun dengan laba bersih Rp 2,36 triliun.

Meski ketiga analis optimis pendapatan dan laba bersih perusahaan akan meningkat, hanya As’ad dan Raymond yang merekomendasikan untuk memasang buy saham TOWR dengan target harga Rp 1.050 dan Rp 875. Sedang Ranjan masih memasang wait and see dengan target harga Rp 825.

Baca Juga: Dirut dan pengendali jual 30% saham Indonesia Fibreboard (IFII)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×