Reporter: Muhammad Kusuma | Editor: Tendi Mahadi
Menurutnya fiber optik akan menjadi tulang punggung jaringan di masa depan. Sementara ini, jaringan fiber optik yang dapat dinikmati hanya mencakup teknologi 4G. namun, As’ad memproyeksikan fiber optik akan mulai marak digunakan dua hingga tiga tahun ke depan menyusul munculnya jaringan 5G.
Popularitas fiber optik sendiri diprediksi akan mengerek pendapatan TOWR tahun ini. Sekadar menyegarkan ingatan, hingga kuartal tiga tahun lalu, TOWR berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar Rp 4,65 triliun atau naik 7,12% secara yoy.
Ia turut menambahkan, ekspansi yang dilakukan oleh TOWR sejalan dengan program ‘Palapa Ring’ pemerintah. Melansir dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Palapa Ring merupakan proyek infrastruktur telekomunikasi berupa pembangunan serat optik di seluruh Indonesia sepanjang 36.000 kilometer.
Baca Juga: Tarif BPJS naik, Itama Ranoraya (IRRA) belum merevisi target pendapatan
Proyek ini menjadi stimulus bagi para pelaku usaha di sektor telekomunikasi untuk membangun menara sebagai perpanjangan jaringan.
Dengan meningkatnya jumlah menara yang dimiliki TOWR serta prospek cemerlang dari segmen fiber optik, ketiga analis optimis pendapatan dan laba bersih perusahaan akan meningkat di tahun ini. As’ad memproyeksikan pendapatan TOWR meningkat mencapai Rp 6,83 triliun dan laba bersih mencapai Rp 2,56 triliun pada tahun 2020.
Raymond menargetkan pendapatan TOWR meningkat menjadi Rp 6,57 triliun dengan laba bersih Rp 2,24 triliun. Sedangkan Ranjan memproyeksikan peningkatan pendapatan mencapai Rp 6,82 triliun dengan laba bersih Rp 2,36 triliun.
Meski ketiga analis optimis pendapatan dan laba bersih perusahaan akan meningkat, hanya As’ad dan Raymond yang merekomendasikan untuk memasang buy saham TOWR dengan target harga Rp 1.050 dan Rp 875. Sedang Ranjan masih memasang wait and see dengan target harga Rp 825.
Baca Juga: Dirut dan pengendali jual 30% saham Indonesia Fibreboard (IFII)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News