kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.914.000   -10.000   -0,52%
  • USD/IDR 16.291   14,00   0,09%
  • IDX 7.140   43,32   0,61%
  • KOMPAS100 1.026   0,52   0,05%
  • LQ45 779   2,15   0,28%
  • ISSI 234   0,17   0,07%
  • IDX30 402   1,16   0,29%
  • IDXHIDIV20 463   0,95   0,21%
  • IDX80 115   0,26   0,23%
  • IDXV30 117   0,40   0,34%
  • IDXQ30 129   -0,04   -0,03%

Analis Ini Sarankan untuk Sementara Tidak Masuk Dulu ke Mata Uang Komoditas


Rabu, 20 Juli 2022 / 17:36 WIB
Analis Ini Sarankan untuk Sementara Tidak Masuk Dulu ke Mata Uang Komoditas
ILUSTRASI. Diantara mata uang komoditas, dolar Australia (AUD) dan dolar Kanada (CAD) kinerja cukup bagus tahun ini.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Diantara mata uang komoditas, dolar Australia (AUD) dan dolar Kanada (CAD) kinerja cukup bagus tahun ini.

Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan, mata uang komoditas seperti AUD dan CAD masih cukup bagus terhadap mata uang lain karena merupakan negara asal mata uang tersebut merupakan eksportir komoditas energi terbesar.

"AUD karena batubara. Sedangkan CAD karena kanadan merupakan produsen dan eksportir komoditas energi besar dunia. Dengan tingginya harga komoditas, mendukung mata uang mereka," ucap Lukman kepada Kontan.co.id, Rabu (20/7).

Baca Juga: Pergerakan Mata Uang Komoditas Dipengaruhi Harga Komoditas dan Kekhawatiran Resesi

Menurut Lukman, mata uang komoditas adalah mata uang dari negara yang memiliki ekspor komoditas yang relatif besar terhadap PDB dan biasanya nilai mata uang akan mengikuti harga komoditas.

"Walau mata uang CAD dan AUD relatif lebih bisa bertahan terhadap penguatan USD dibandingkan GBP dan EUR, namun untuk sementara saya melihat belum saatnya berinvestasi di mata uang komoditas," tutur Lukman.

Sebab, kata Lukman, untuk saat ini tidak ada mata uang utama dunia yang menguat terhadap dolar AS.

Lukman mengatakan, sentimen yang mendukung pergerakan mata uang komoditas berasal dari penuruan inflasi sehingga bank sentral dapat lebih fokus pada pertumbuhan ekonomi.

Sementara, sentimen yang dapat melemahkan mata uang komoditas dari resesi dari pengetatan kebijakan moneter.

"Selain itu tentu saja harga komoditas sendiri yang masih akan bergantung pada faktor lain seperti geo-politcal, penghentian suplai gas dari Russia memicu kenaikan harga batubara," kata Lukman.

Baca Juga: Penguatan Harga Komoditas Energi Diramal Masih Akan Berlanjut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×