Reporter: Aris Nurjani | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan mata uang komoditas di sepanjang tahun ini akan dipengaruhi harga komoditas dan kekhawatiran resesi.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan pergerakan mata uang komoditas sangat dipengaruhi pergerakan harga komoditas dan juga mata uang cadangan.
"Penurunan harga komoditas akhir-akhir ini dipicu kekhawatiran resesi setelah tindakan agresif bank sentral dalam memerangi inflasi dapat berdampak pada mandeknya pertumbuhan ekonomi," ucap Sutopo kepada Kontan.co.id, Rabu (20/7).
Sutopo mengatakan, mata uang komoditas, cenderung bertahan dalam beberapa pekan ini, karena tingkat inflasi membuat bank-bank sentral aktif menaikkan suku bunga dan menjaga nilai tukar tidak terlalu melemah lebih jauh.
Baca Juga: Rupiah Dalam Sepekan Melemah Tertekan Data Inflasi AS
Mata uang komoditas seperti Australian Dollar (AUD), Canada Dollar (CAD) dan New Zealand Dollar (NZD) masih tetap menarik, karena harga komoditas cenderung bertahan meski melemah.
"Inflasi tidak akan turun dengan cepat, meskipun upaya untuk mengendalikannya terlihat agresif dan masif secara global," ujar Sutopo.
Sutopo menyebut, di semester I 2022 semua mata uang komoditas di bawah performa terhadap dolar AS. Namun, dalam sebulan terakhir, CAD masih lebih unggul 0,87% terhadap dolar AS.
Menurut Sutopo, sentimen yang dapat menghambat mata uang komoditas datang dari pertumbuhan ekonomi negara maju yang cenderung menjadi berita negatif untuk mata uang komoditas.
"Misalnya, Covid di daratan China menimbulkan skeptis untuk produksi manufaktur yang akhirnya akan mengakibatkan permintaan melemah pada logam,besi, nikel, minyak. Ini akan memicu pada pelemahan mata uang AUD sebagai mitra dagang China," tutur Sutopo.
Baca Juga: Mata Uang Pilihan di Tengah Ancaman Resesi Ekonomi AS
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News