kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.914.000   -10.000   -0,52%
  • USD/IDR 16.291   14,00   0,09%
  • IDX 7.140   43,32   0,61%
  • KOMPAS100 1.026   0,52   0,05%
  • LQ45 779   2,15   0,28%
  • ISSI 234   0,17   0,07%
  • IDX30 402   1,16   0,29%
  • IDXHIDIV20 463   0,95   0,21%
  • IDX80 115   0,26   0,23%
  • IDXV30 117   0,40   0,34%
  • IDXQ30 129   -0,04   -0,03%

Harga Bitcoin Kembali Mencetak Rekor Lagi, Cermati Pemicunya


Selasa, 15 Juli 2025 / 22:49 WIB
Harga Bitcoin Kembali Mencetak Rekor Lagi, Cermati Pemicunya
ILUSTRASI. Bitcoin kembali mencetak sejarah dengan tembus level US$ 123.000 untuk pertama kalinya pada Senin (14/7/2025).


Sumber: TribunNews.com | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bitcoin kembali mencetak sejarah dengan tembus level US$ 123.000 untuk pertama kalinya pada Senin (14/7/2025).

Lonjakan ini mendorong kapitalisasi pasar Bitcoin mencapai US$ 3,67 triliun, menjadikannya salah satu aset paling bernilai di dunia, menggeser Google dan menempati posisi keenam global. 

Kenaikan ini dipicu kombinasi arus masuk besar ke ETF Bitcoin, peningkatan minat institusi, serta ekspektasi regulasi yang lebih jelas di Amerika Serikat. 

Menurut Farside Investors, ETF Bitcoin spot di AS mencatat arus masuk US$ 1,17 miliar dalam satu hari, menjadikannya arus masuk harian terbesar kedua sepanjang sejarah ETF kripto. 

Baca Juga: Pasokan Baru Seret, Bitcoin Diburu Investor Ritel Tanpa Henti

BlackRock memimpin dengan iShares Bitcoin Trust (IBIT) senilai US$ 448 juta, disusul Wise Origin Bitcoin Fund milik Fidelity sebesar US$ 324 juta. Total dana yang terkumpul di ETF Bitcoin spot kini melampaui US$ 50 miliar.

Vice President Indodax, Antony Kusuma, mengatakan, saat ini, ETF Bitcoin dapat membeli Bitcoin dalam jumlah sangat besar, sedangkan Bitcoin yang ditambang jumlahnya sedikit. 

"Penambang hanya bisa menghasilkan puluhan juta dolar per hari, tapi ETF bisa beli lebih dari US$ 1 miliar dalam satu hari. Jika permintaan jauh lebih besar daripada pasokan, wajar kalau harga terus naik dan mencetak rekor baru," papar Antony dikutip Selasa (15/7/2025).

Ia menyebu, fenomena ini menunjukkan bahwa pasar kripto kini bukan hanya arena investor ritel.

“Yang lebih menarik, ini bukan lagi soal investor kecil yang ikut tren. Sekarang pemain besar seperti BlackRock dan Fidelity masuk dengan dana triliunan rupiah kalau dikonversi,” kata Antony. 

Baca Juga: Bitcoin Tembus US$ 123.000, Pasar Optimistis Jelang Pembahasan Regulasi Kripto AS

“Dengan adanya ETF, mereka tidak perlu lagi repot menyimpan Bitcoin atau Ether sendiri. Cukup beli ETF seperti beli saham, dan ini membuat kripto jadi bagian dari pasar keuangan utama, bukan lagi dianggap eksperimen,” sambungnya.

Antony menegaskan, tren ini juga didukung oleh regulasi yang semakin jelas di negara besar. 

“Kalau dulu kripto sering dianggap liar, sekarang justru dibuat aturan supaya aman. Ini memberi sinyal bahwa kripto bukan sesuatu yang akan hilang, tapi semakin diakui. Dalam jangka panjang, ini bisa membuat harga Bitcoin dan Ether bertahan di level tinggi atau bahkan naik lebih jauh,” ungkapnya.

Namun, ia mengingatkan investor agar tetap bijak. 

“Harga tinggi bukan berarti kita harus buru-buru ikut euforia. Gunakan strategi investasi yang aman, seperti beli bertahap (Dollar-Cost Averaging), agar risiko terkendali. Karena meskipun prospeknya cerah, kripto tetap mengalami fluktuasi,” tutur Antony.


Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Permintaan Melonjak, Bitcoin Jadi Aset Global Bernilai 3,67 Triliun Dolar AS, 

Selanjutnya: Polytron Optimistis Penjualan Tumbuh 10% pada 2025, Simak Strateginya!

Menarik Dibaca: 4 Zodiak Paling Open Minded, Tidak Takut Mencoba Hal Baru!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×