kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45900,61   8,03   0.90%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis: Beragam sentimen menyelimuti, pergerakkan IHSG masih belum pasti


Senin, 08 Juni 2020 / 21:53 WIB
Analis: Beragam sentimen menyelimuti, pergerakkan IHSG masih belum pasti
ILUSTRASI. Layar informasi pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. ANTARA FOTO/Galih Pradipta


Reporter: Kenia Intan | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat di atas level 5.000 pada perdagangan, Selasa, (9/6). IHSG tercatat menguat 2,48% atau 122,779 poin ke level 5.070. Asal tahu saja, IHSG hari ini sempat menyentuh level puncaknya di 5.103. Level tersebut menjadi yang tertinggi sejak sebulan terakhir. 

Analis Binaartha Sekuritas Sekuritas Nafan Aji Gusta Utama berpendapatan, penguatan IHSG hari ini didorong oleh beragam sentimen baik dari global maupun dari dalam negeri. 

Baca Juga: IHSG diprediksi lanjut menguat pada Selasa (9/6), ini sebabnya

Sentimen dari global didorong oleh membaiknya permintaan sektor komoditas untuk menggerakkan proses industrialisasi global. Selain itu, ada juga kesepakatan OPEC untuk menstabilkan harga minyak dunia. Dari Amerika Serikat faktor pengereknya adalah data AS nonfarm payroll yang positif, di atas ekspektasi pasar. 

Adapun sentimen dari dalam negeri yang mewarnai pasar adalah cadangan devisa Indonesia berpotensi meningkat. Pasar juga menyambut pembukaan kembali perekonomian. Adapun rupiah juga terlihat menguat hari ini. 

IHSG masih akan menghijau di atas level 5.000 untuk perdagangan besok. Dalam risetnya Nafan menjelaskan, berdasar indikator, MACD, stochastic maupun RSI tetap menunjukkan sinyal positif.

Di sisi lain, ia masih terlihat pola upward bar yang mengindikasikan adanya potensi bullish continuation pada pergerakan IHSG. Sehingga, IHSG  berpeluang menuju ke level resistance terdekat. Adapun level resistance besok berada di 5.172,37 hingga 5.233,17. Sementara level support-nya di 4.975,54 hingga 4.865,27.

Baca Juga: IHSG tembus 5.070 terangkat lonjakan cadangan devisa

Walaupun besok masih akan menguat, Nafan menjelaskan pergerakan IHSG setelahnya masih belum dapat dipastikan. "Semuanya tergantung sentimen," jelasnya ketika dihubungi Kontan.co.id, Senin (8/1). 

IHSG berpotensi terus terkerek jika pasar diliputi sentimen positif seperti perbaikan kinerja pertumbuhan ekonomi karena pasar menyambut positif era new normal. Selain itu, adanya keyakinan pasar terhadap komitmen eksekutif dan legislatif dalam menyusun omnibus law

Peran berbagai negara dalam melaksanakan kebijakan stimulus fiskal maupun moneter dalam rangka penanggulangan COVID-19 juga bisa mengerek bursa. Termasuk, penurunan suku bunga acuan serta penerapan kebijakan quantitative easing yang dilakukan Bank Indonesia maupun bank-bank sentral global. 

Walaupun ada beragam sentimen positif yang mungkin menyelimuti perdagangan ke depan, IHSG masih dibayangi faktor-faktor pemberat seperti turunnya kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Baca Juga: Setelah tembus 5.000, IHSG diprediksi terkoreksi pada Selasa (9/6)

Covid-19 menyebabkan sektor manufaktur masih sulit ekspansi. Rendahnya tingkat daya beli, target penerimaan pajak, serta Foreign Direct Investment (FDI) menjadi penyeret pergerakan IHSG. 

Adapun nilai tukar rupiah berpotensi bergerak fluktuatif. Adanya defisit neraca dagang akibat ketergantungan impor akan berdampak pada pelebaran Current Account Deficit (CAD).

Sementara itu, sentimen  dari global masih seputar outbreak Covid-19 yang membayangi pergerakan bursa. Selain itu, kekhawatiran perlambatan ekonomi global yang berpotensi resesi, rendahnya harga komoditas, dan potensi perang harga minyak turut memperberat gerak IHSG.

Baca Juga: IHSG melesat 2,48% menembus level 5.070 di akhir perdagangan Senin (8/6)

Dari Amerika Serikat, pemilihan presiden negara Paman Sam dan tensi kembali memanasnya hubungan dengan China masih akan mempengaruhi pergerakan bursa. Tidak ketinggalan, tensi di Timur Tengah juga bisa menjadi sentimen negatif untuk pasar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×