Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) terus menunjukkan kemajuan menuju profitabilitas, salah satunya lewat optimalisasi insentif.
Equity Analyst OCBC Sekuritas Gani melihat, segmen layanan on-demand atau on-demand service (ODS) GOTO telah membangun bisnis yang kuat dengan skala yang cukup untuk mencetak profit.
“Hal ini tercermin dari perbaikan EBITDA yang disesuaikan (adj. EBITDA) secara konsisten,” katanya dalam riset 4 Juli 2025.
Hingga akhir tahun, Gani memproyeksikan EBITDA yang disesuaikan milik GOTO akan mencapai Rp 1,4 triliun atau naik signifikan dari Rp 327 triliun pada 2024.
Baca Juga: Saham GOTO Melemah 1,69% pada Jumat (25/7), Nilai Transaksi Mencapai Rp 295,10 Miliar
Proyeksi capaian ini didorong oleh optimalisasi insentif yang terus akan dilakukan GOTO hingga akhir tahun.
Pada paruh kedua 2025, Gani memandang GOTO akan berfokus pada penggunaan AI dan big-data untuk mengoptimalkan insentif.
Intensitas pendapatan juga didorong oleh inisiatif layanan premium. Seperti Food Express, GoCar Luxe, GoRide Comfort, serta armada pengiriman khusus. Program subscription atau langganan dan layanan iklan juga diperkirakan akan terus dioptimalkan GOTO hingga akhir 2025.
Peluang dari lini iklan dinilai menjanjikan. “Pendapatan iklan tumbuh 45% YoY di kuartal pertama tahun ini, sehingga momentum ini diperkirakan berlanjut sepanjang tahun,” ujar Gani.
Tak hanya itu, GoTo Financial (GTF) yang berawal dari peluncuran GoPay pun mencatatkan pertumbuhan positif.
Sejak peluncuran aplikasi GoPay pada kuartal III-2023, pinjaman yang masih beredar (outstanding loan) melonjak empat kali lipat menjadi Rp 5,7 triliun pada kuartal I-2025, dari sebelumnya Rp1,4 triliun.
Baca Juga: Saham GOTO Ditutup Melemah 1,67% pada 24 Juli, Nilai Transaksi Capai Rp 200 Miliar
Gani memperkirakan, portofolio pinjaman tumbuh 54% YoY menjadi Rp 8 triliun hingga akhir tahun 2025, sejalan target manajemen.
Dalam jangka panjang, GTF dinilai masih punya peluang pertumbuhan yang besar. “Mengingat banyak masyarakat Indonesia yang belum memiliki akses ke layanan perbankan,” ujarnya.
Kendati, investor disarankan tetap mencermati persaingan segmen transportasi online dan layanan dompet digital yang makin ketat.
“Juga, potensi masuknya pemain baru dengan modal besar di kedua segmen tersebut,” imbuh Gani.
Gani merekomendasikan beli saham GOTO dengan target harga Rp 100 per saham.
Selanjutnya: Menteri Rosan Ungkap Investasi Hilirisasi Semester I Tembus Rp 280 Triliun
Menarik Dibaca: Promo Hypermart Weekday 29-31 Juli 2025, Ayam Kampung Diskon hingga Rp 22.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News