Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) memompa pendapatan dari kawasan industri. Emiten ini tengah mengembangkan kawasan terintegrasi di Manyar, Gresik, Jawa Timur bernama Kawasan Industri dan Pelabuhan Jawa Terpadu atau Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE).
Saat ini AKRA sudah mendapatkan sembilan tenant yang sudah mulai membeli dan melakukan pembangunan.
Meski sudah menjalin kerja sama dengan sembilan perusahaan, pihak manajemen enggan menjabarkan berapa pendapatan tersebut.
Termasuk di antaranya pendapatan yang diperoleh dari penjualan lahan. AKRA optimistis, seiring berjalannya waktu akan semakin banyak perusahaan yang menggunakan kawasan industri tersebut.
Sampai dengan saat ini, dalam proyek JIIPE tersebut AKRA sudah berinvestasi sebesar Rp 4 triliun. Total investasi yang dibutuhkan antara Rp 7 triliun hingga Rp 8 triliun untuk pengembangan JIIPE tahap I. Baik untuk pengembangan kawasan industri, maupun untuk perluasan pelabuhan.
Direktur AKRA, Suresh Vembu menyatakan sembilan tenant tersebut berasal dari perusahaan asing dan lokal. Pihak asing di antara tenant tersebut berasal dari Swiss dan beberapa negara lain. "Kami juga sudah menyediakan listrik sebesar 23 megawatt di sana," terang Suresh kepada KONTAN, Kamis (4/1).
Pembangunan fasilitas listrik tersebut, merupakan salah satu dari utilitas yang dibangun. Selain itu, AKRA akan membangun fasilitas air bersih, instalasi gas, akses transportasi baik darat, dan laut serta kebutuhan penunjang industri lainnya.
Proyek JIIPE memiliki luas lahan 2.933 hektare. Selain memiliki pelabuhan seluas 406 hektare dan kawasan industri seluas 1.761 hektare, di kawasan tersebut juga ada kawasan hunian dengan luas 766 hektare atau sekitar 26% dari area yang tersedia.
Dalam pengembangannya, perusahaan tengah membangun jembatan yang menghubungkan kawasan industri dan pelabuhan, pembangunan Jetty 250 meter, dan reklamasi kawasan seluas 85 ha.
Saat ini kedalaman laut pada pelabuhannya sekitar minus 13-14 meter sehingga baik untuk kapal-kapal besar. "Rencananya Pelindo III akan memperdalam lagi menjadi minus 16 meter," tambah Suresh.
Proyek ini merupakan joint venture antara AKRA dengan PT Pelabuhan Indonesia III (Pelindo III). Untuk pengembangan pelabuhan, dikelola oleh PT Berlian Manyar Sejahtera (BMS). Di mana Pelindo III memiliki porsi kepemilikan sebesar 60% lewat anak usahanya, PT Berlian Jasa Terminal Indonesia (BJTI). Lalu sisanya 40%, dimiliki AKRA atas nama anak usahanya, PT Usaha Era Pratama Nusantara (UEPN).
Sedangkan pada pengembangan kawasan industri akan dikelola oleh konsorsium PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera (BKMS). Di mana, BKMS dimiliki oleh UEPN memiliki porsi kepemilikan 60% dan BJTI memiliki porsi 40%. "Kedua proyek ini saling berkaitan sebagai kawasan terintegrasi, antara pelabuhan dan kawasan industri," imbuh Suresh.
Pemilihan kota Gresik menurutnya, akan membuat kawasan ini menarik. Pasalnya, kota tersebut memiliki letak yang strategis. Selain itu juga memiliki utilitas seperti jalan, kereta, dan kapal.
Oleh karena itu, kawasan tersebut diprediksi bisa menekan ongkos produksi dari perusahaan yang beroperasi di sana. "Gresik lokasinya strategis dan kompetitif,. Jawa Timur juga memiliki produksi dan market yang besar di Indonesia," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News