kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rezeki AKRA dari minyak dan lahan


Rabu, 25 Oktober 2017 / 06:45 WIB
Rezeki AKRA dari minyak dan lahan


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah melepas aset pelabuhan Guigang di China, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) bakal fokus mengembangkan bisnis kawasan industri dan penjualan ritel bahan bakar minyak (BBM). Analis melihat prospek saham ini ke depan tetap menarik.

AKRA melepas kepemilikan sahamnya di pelabuhan Guigang kepada Beibu Gulf Port Co Ltd, sebuah operator operasi pelabuhan di Tiongkok dan ASEAN akhir bulan lalu. Pengalihan nilai ekuitas ini mencapai sebesar RMB 427,87 juta atau setara Rp 845 miliar. 

Dana hasil penjualan aset tersebut akan dipergunakan untuk mengembangkan kawasan industri Java Integrated Industrial Port and Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur. Selain itu, dana tersebut juga akan digunakan untuk pengembangan distribusi BBM.

Andrew Franklin Hotama, analis Bahana Sekuritas, menyatakan, langkah AKRA melepas pelabuhan tersebut sudah tepat. Maklum, kontribusi dari pelabuhan Guigang hanya 1%-2% dari total pendapatan. Selanjutnya, dana yang diperoleh akan digunakan untuk mengembangkan kawasan industri. 

Pada semester I-2017, penjualan lahan kawasan industri naik 135,51% menjadi Rp 401,39 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. "Prospek emiten dalam lini bisnis ini sangat bagus karena semakin lama makin banyak bisnis yang bergabung," jelas Andrew, kepada KONTAN, Selasa (24/10).

Salah satu perusahaan yang akan berpotensi bergabung dan mendirikan pabrik di JIIPE adalah Freeport Indonesia. Mereka akan membangun pabrik smelter guna memenuhi peraturan pertambangan di Indonesia. 

Sumedh Samant, analis J.P Morgan, dalam riset yang rilis pada 6 Oktober lalu, mengatakan, Freeport berpotensi membeli lahan seluas 100 hektare (ha) di JIIPE. Kementerian ESDM mengakui hingga saat ini Freeport masih belum menentukan pilihan akan membangun smelter di lahan industri mana. Meski begitu, JIIPE, yang merupakan kawasan industri terintegrasi, termasuk sangat dipertimbangkan Freeport.

Apalagi, Sumedh melihat AKRA terus bersolek. Perusahaan ini telah mengalokasikan landbank untuk menggarap proyek pembangkit listrik tenaga gas 500 MW di tahap 2 dan pembangkit listrik tenaga batubara 660 MW di tahap 3. 

Perusahaan ini juga berencana memperluas instalasi pengolahan air menjadi 1.000 liter per detik di tahap 2. Maka, JIIPE akan menjadi semakin menarik bagi industri.

Bisnis BBM

Selain fokus pada pengembangan kawasan industri, AKRA juga akan menggenjot bisnis ritel BBM. Anak perusahaan AKRA, yakni PT Anugerah Krida Retalindo dan BP Global Investments Limited, telah mendirikan perusahaan bernama PT Aneka Petroindo Raya pada Juni lalu. Perusahaan ini akan memasarkan BBM ritel di Indonesia.

Yuni, analis NH Korindo Sekuritas, melihat prospek penjualan ritel BBM sangat menarik. "Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya volume otomotif, maka permintaan BBM akan terkerek naik," ujar Yuni.

Pengurus Serikat Pekerja SKK Migas menyebutkan, kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) Indonesia mencapai 1,6 juta barel per hari (bph). Sedangkan melalui joint venture ini, AKRA menargetkan bisa menjual 30.000-40.000 liter minyak per hari.

Di sisi lain, produksi minyak mentah berkisar 800.000 bph dan kapasitas kilang minyak Indonesia hanya 1 juta bph. Dengan demikian, prospek produksi dan ritel produk turunannya sangatlah besar.

Andrew mengatakan, kerjasama AKRA dengan BP Global akan berjalan mulai tahun depan. "Mereka akan membangun sekitar 15-20 stasiun pengisian untuk tujuh tahun ke depan," jelas Andrew. Melalui joint venture ini, ia yakin penjualan bensin eceran bakal memberi kontribusi sekitar 6% kepada laba kotor AKRA pada tahun 2018.

Separuh pertama tahun ini, AKRA mencatat kenaikan laba bersih 0,48% menjadi Rp 588,43 miliar dibanding periode sama tahun lalu. Pendapatannya pun naik 25,15% menjadi Rp 9,22 triliun. 

Yuni memberikan rekomendasi buy saham AKRA dengan target harga Rp 8.100 per saham. Andrew memberi rekomendasi buy AKRA dengan target harga Rp 8.380 per saham. Sumedh memberikan peringkat overweight dengan target harga Rp 8.100 per saham. Pada Senin (24/10), harga saham AKRA mencapai Rp 7.675 per saham, naik 3,02% dari hari sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×