kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Akibat Invasi Rusia, Harga Minyak Melonjak


Senin, 28 Februari 2022 / 10:31 WIB
Akibat Invasi Rusia, Harga Minyak Melonjak
ILUSTRASI. Harga minyak melonjak setelah AS dan negara Barat memberlakukan sanksi pada bank-bank Rusia.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak melonjak setelah Amerika Serikat (AS) dan negara Barat memberlakukan sanksi pada bank-bank Rusia sehingga memicu kekhawatiran pasokan energi akan terpengaruh secara tidak langsung.

Harga minyak mentah Brent yang merupakan harga minyak acuan internasional, naik 7% hingga diperdagangkan setinggi US$105 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, patokan AS, juga naik sebanyak 7% diperdagangkan di atas US$ 98 per barel.

Kedua kontrak tembus di atas US$ 100 pada hari Kamis untuk pertama kalinya sejak 2014 setelah Rusia menginvasi Ukraina. Namun, lonjakan awal berumur pendek dengan WTI dan Brent turun sepanjang sesi Kamis dan Jumat pagi setelah sanksi putaran pertama Gedung Putih namun tidak menargetkan sistem energi Rusia.

Baca Juga: Siaga! Putin Menempatkan Penangkal Nuklir dari Pembalasan Negara Barat

Pada hari Sabtu, AS, sekutu Eropa dan Kanada mengatakan mereka akan memutuskan bank-bank Rusia tertentu dari Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication, atau SWIFT.

“Ini akan memastikan bahwa bank-bank ini terputus dari sistem keuangan internasional dan membahayakan kemampuan mereka untuk beroperasi secara global,” tulis pernyataan negara barat, dikutip dari CNBC, Senin (28/2). 

Rusia adalah pemasok utama minyak dan gas, terutama ke Eropa. Sementara itu, sanksi ini tidak menargetkan energi secara langsung. Para ahli mengatakan akan ada efek yang signifikan pada sektor tersebut. 

Baca Juga: Bank Sentral Rusia Akan Memborong Emas dan Perkuat Pasar Domestik Hadapi Sanksi Barat

“Berbagai sanksi perbankan membuat penjualan minyak Rusia sangat sulit terjadi sekarang. Sebagian besar bank tidak akan memberikan pembiayaan dasar, karena risiko bertabrakan dengan sanksi,” kata John Kilduff, mitra Again Capital. 

OPEC dan negara penghasil minyaknya, termasuk Rusia, akan bertemu minggu ini untuk menentukan kebijakan produksi minyak untuk April ini. Aliansi minyak tersebut telah meningkatkan produksi sebesar 400.000 barel per hari setiap bulannya seiring dengan pengurangan produksi hampir 10 juta barel per hari yang diterapkan pada April 2020 saat pandemi berlangsung.

Baca Juga: Konflik Rusia-Barat, Harga Emas Melejit ke Level Tertinggi dalam 13 Bulan Terakhir

Grup, serta produsen di seluruh dunia termasuk AS, telah menjaga pasokan minyak tetap terkendali karena permintaan rebound. Harga minyak terus naik lebih tinggi, dengan invasi Rusia menjadi katalis yang mendorong minyak mentah di atas US$ 100 per barel.

Dampak yang dirasakan konsumen berupa kenaikan harga di SPBU. Secara rata-rata di AS, satu galon gas mencapai US$ 3,60 per galon pada hari Minggu. Mengantisipasi hal itu, pemerintah AS tengah mencari cara agar harga gas kembali stabil. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×