Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Kemerosotan panjang harga crude palm oil (CPO) terhapus setelah pasar kembali memburu CPO yang harganya sudah rendah dan melakukan aksi bargain hunting.
Mengutip Bloomberg, Jumat (17/6) pukul 13.16 WIB harga CPO kontrak pengiriman Agustus 2016 di Malaysia Derivative Exchange terbang 0,87% ke level RM 2.436 per metrik ton.
“Pasar sedang melakukan aksi bargain hunting setelah penurunan sembilan hari beruntun,” kata David Ng, Derivatives Specialist Phillip Futures seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (17/6).
Selain itu, kenaikan harga minyak kedelai juga beri keuntungan bagi harga CPO. Belum lagi diprediksi cadangan CPO di Indonesia merosot signifikan.
Menurut dugaan analis Bloomberg, stok Indonesia Mei 2016 turun 15% menjadi 1,93 juta ton dari sebelumnya 2,27 juta ton. Dari laporan Indonesian Palm Oil Association tercatat penurunan stok di Indonesia sudah berlangsung sejak Januari 2016 yang artinya sudah berlangsung selama lima bulan terakhir.
Masih dari prediksi yang sama, diperkirakan terjadi kenaikan permintaan CPO sebesar 900.000 ton dari sebelumnya yang hanya 852.000 ton.
“Ini menyusul naiknya kebutuhan saat bulan Ramadhan dan jelang Hari Raya Idul Fitri. Disusul juga oleh penyerapan untuk biodiesel,” kata Derom Bangun, Chairman of Indonesian Palm Oil Board, seperti dikutip dari Bloomberg kemarin.
Hal senada disampaikan oleh Dorab Mistry, Godrej International Ltd yang menduga kenaikan permintaan CPO disebabkan oleh naiknya permintaan dari sisi biodiesel. Hal ini cukup menopang pergerakan harga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News