Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Tekanan yang datang bagi CPO memang membuat harga koreksi untuk jangka pendek. Meski tren bullish jangka panjang belum berubah.
Mengutip Bloomberg, Rabu (15/6) pukul 14.35 WIB harga CPO kontrak pengiriman Agustus 2016 di Malaysia Derivative Exchange tergerus 1,61% ke level RM 2.441 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Sementara dalam sepekan terakhir harga sudah tergerus 5,71%.
Deddy Yusuf Siregar, Research and Analyst PT Asia Tradepoint Futures menambahkan tekanan bagi harga CPO datang dari penurunan permintaan India. Impor CPO India Mei 2016 jatuh ke level 657.454 ton dibanding Mei 2015 yang mencapai 907.347 ton.
“Belum lagi keputusan pemerintah Malaysia untuk menaikkan pajak impor CPO turut bebani harga di saat permintaan sedang menyusut,” jelas Deddy.
Memang dilaporkan pemerintah Malaysia menaikkan pajak impor CPO per Juli 2016 nanti menjadi 6% dibanding pajak impor Juni 2016 ini yang hanya 5,5%.
Selain itu menurut Deddy, sinyal ataupun hasil pertemuan FOMC yang berlangsung 15 – 16 Juni 2016 ini akan memberikan pengaruh. Jika nantinya The Fed menahan suku bunga atau melemparkan pernyataan dovish maka bisa dipastikan harga CPO akan tertekan lagi menyusul peluang penguatan Ringgit Malaysia. Namun jika sebaliknya, bukan tidak mungkin CPO bisa dapat ruang rebound sementara.
Karena secara fundamental, CPO masih dilingkupi oleh jajaran katalis positif. Mulai dari ekspor yang masih tinggi dan cadangan yang belum pulih ke level normalnya. “Dibanding komoditas lainnya, CPO memang lebih baik dan trennya masih bullish untuk jangka panjang,” prediksi Deddy.
Meski demikian, Deddy sepakat dengan Wahyu bahwa penurunan harga Kamis (16/6) masih berpotensi besar terjadi. Tidak hanya dari sisi fundamental tapi juga teknikal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News