kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

AEON syaratkan sertifikat RSPO, bagaimana nasib emiten kelapa sawit?


Rabu, 13 Februari 2019 / 23:36 WIB
AEON syaratkan sertifikat RSPO, bagaimana nasib emiten kelapa sawit?


Reporter: Rezha Hadyan | Editor: Yudho Winarto

Kemudian Sharlita juga menilai implementasi program Biodiesel B-20 berjalan dengan baik. Hal tersebut bisa dilihat dari penyerapan Biodiesel B20 yang mencapai 6 juta kiloliter atau meningkat 76% yoy dan rencana pemerintah menambah dua floating storage di Balikpapan yang diperkirakan berdampak pada realisasi Biodiesel B20 mencapai 96% di kuartal pertama tahun 2019.

“Kami estimasikan konsumsi Biodiesel B20 mencapai 6,2 juta kiloliter atau naik 3% yoy. Potensi ini belum memfaktorkan rencana penggunaan green gasoline, green diesel, dan avtur di Indonesia,” papar dia.

Kemudian melemahnya pasokan berpotensi berlanjut hingga tahun 2020 karena pengaruh El Nino yang berpeluang terjadi sekitar 75-80% di paruh kedua tahun 2019. Melemahnya pasokan tentu akan mengerek harga minyak kelapa sawit.

Lebih lanjut, ia menjelaskan di tahun 2019, pertumbuhan produksi CPO diproyeksi akan moderat jika dibandingkan dengan 2016 yang tumbuh 10% yoy. Pasokan dari Indonesia dan Malaysia berpeluang melemah 7,6% menjadi 13 juta ton atau sejalan dengan pelemahan yield.

Kemudian ketergantungan global akan minyak kelapa sawit cenderung meningkat seiring dengan produksi kedelai yang melambat. Hal itu terlihat dari permintaan China yang menguat pada tahun lalu sebesar 17% dan stabilnya permintaan India.

“Secara historis permintaan minyak kelapa sawit di kuartal pertama tahun 2019 sebesar 19 juta ton, menurunnya produksi di tahun 2019 berpeluang menciptakan defisit sebesar 2 juta ton. Namun, kebijakan RED II berpeluang mengurangi permintaan di Eropa yang nantinya akan dikompensasikan dengan meningkatnya permintaan dalam negeri dan kemungkinan dari China,” kata Sharlita.

Terakhir, Sharlita bilang bahwa saham-saham emiten kelapa sawit punya bobot lebih besar atawa overweight di tahun 2019 karena adanya peluang penguatan harga minyak kelapa sawit sebesar 11% yoy ke level 2.250 ringgit Malaysia per metrik ton yang didukung oleh peningkatan volume penjualan dengan persentase sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×