kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Uni Eropa perketat impor sawit, Austindo (ANJT) lirik pasar China dan India


Jumat, 01 Februari 2019 / 17:13 WIB
Uni Eropa perketat impor sawit, Austindo (ANJT) lirik pasar China dan India


Reporter: Rezha Hadyan | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan Uni Eropa (UE) pada hari ini menerbitkan aturan teknis atau Delegated Act terkait Renewable Energy Directive (RED) II pada 1 Februari 2019 bakal berdampak luas pada ekspor minyak kelapa sawit (CPO). Sebab kebijakan ini akan mendiskriminasikan produk CPO dari bahan bakar ramah lingkungan.

Salah satu produsen kelapa sawit PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) akan mengalami dampak kebijakan ini. Karena itu, perseroan tengah mencari jalan alternatif untuk meminimalisir dampak penolakan CPO di benua biru tersebut. Pasar ekspor CPO di China dan India menjadil salah satu alternatif.

Corporate Secretary Austindo Nusantara Jaya Naga Waskita mengatakan, kebijakan yang diambil Uni Eropa tersebuttu membuat pihaknya harus memutar otak untuk mencari negara tujuan ekspor alternatif.

"Tentu tidak hanya kami, semua perusahaan kelapa sawit lain di Indonesia juga terpengaruh, kami sekarang mencoba menggali lagi pangsa pasar yang belum tergarap di China dan India," kata Naga ketika ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) beberapa waktu lalu.

Ekspor minyak kelapa sawit Indonesia terbesar pada tahun 2018 masih dipegang oleh India dengan total pengiriman sebesar 6,71 juta ton. Lalu untuk China di tahun yang sama telah mengimpor minyak kelapa sawit dari Indonesia sebesar 4,41 juta ton. Sedangkan UE berada diantara keduanya dengan total pengiriman sebesar 4,78 ton.

Untuk pasar di negara - negara non tradisional, Naga mengatakan, pihaknya terus berupaya untuk melakukan penetrasi ke sana lantaran potensinya cukup besar. " Kami sebelumnya sudah mengadakan pertemuan dengan perusahaan - perusahaan kelapa sawit lainnya, ternyata sudah ada yang melakukan ekspor hingga ke Afrika, ada juga yang ke Pakistan dan Bangladesh juga, ternyata potensinya memang ada," ungkap dia.

Naga yakin bahwa minyak kelapa sawit yang diproduksi oleh Austindo Nusantara Jaya bisa dengan mudah diekspor ke negara - negara tujuan ekspor alternatif lantaran sudah mengantongi sertifikat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) di seluruh kebun yang dimiliki.

Saat ini Austino Nusantara Jaya memiliki area perkebunan yang tersebar di wilayah Sumatra Utara, Belitung, dan Kalimantan Barat. Dalam waktu dekat akan dibuka pula area perkebunan baru di Papua Barat. "Saat ini sudah dibangun, masih proses," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×