Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) terus melebarkan sayapnya di bisnis non batubara.
Melalui PT Adaro Aluminium Indonesia, ADRO menandatangani Surat Pernyataan Maksud Investasi (Letter of Intention to Invest) sebesar US$ 728 juta untuk membangun aluminium smelter di Kawasan Industri Hijau Indonesia yang terbesar di dunia, yang sedang dibangun oleh PT Kalimantan Industrial Park Indonesia.
Penandatanganan dilakukan oleh Wakil Presiden Direktur Adaro Energy, Ario Rachmat pada hari Selasa (21/12) di Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.
Penandatanganan ini disaksikan Presiden Joko Widodo, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Ketua Konsorsium Indonesia Garibaldi Thohir, Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang, serta Bupati Bulungan Syarwani.
Baca Juga: Diversifikasi Adaro Energy (ADRO) Terus Berlanjut, Kini Bangun Smelter Aluminium
Wakil Presiden Direktur Adaro Ario Rachmat mengatakan, investasi ini sejalan dengan komitmen ADRO untuk melakukan transformasi bisnis melalui green initiative jangka panjang.
Pembangunan aluminium smelter ini guna mendukung program hilirisasi industri yang dicanangkan pemerintah.
Melalui investasi ini, ADRO berharap dapat membantu mengurangi impor aluminium, memberikan proses dan nilai tambah terhadap alumina serta meningkatkan penerimaan pajak negara.
“Kami juga berharap keberadaan industri aluminium di Kalimantan Utara ini dapat mendatangkan banyak investasi lanjutan dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat,” tulis Ario dalam keterangan resminya di laman Bursa Efek Indonesia, Kamis (23/12).
Baca Juga: Adaro Energy (ADRO) Bagi-Bagi Dividen Interim US$ 350 Juta, Catat Jadwalnya
Untuk mengembangkan industri ini, ADRO juga akan menggandeng mitra kerja dari luar negeri yang sudah memiliki rekam jejak, pengalaman, teknologi terkini dan pengetahuan secara menyeluruh di industri aluminium.
Ario optimistis, permintaan atas produk aluminium akan terus meningkat, terutama untuk kabel, baterai, dan sasis.
Baca Juga: IHSG Menguat 0,11% ke 6.554 pada Akhir Perdagangan Selasa (21/12)
“Kami juga berharap di masa mendatang, industri lainnya seperti industri panel surya dan mobil listrik yang membutuhkan aluminium juga bisa diproduksi di sini,” sambung Ario.
Dalam tahapan proses produksi dan pengembangan selanjutnya, aluminium smelter ADRO ini juga akan memanfaatkan energi baru dan terbarukan (EBT) dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan standar konstruksi modern yang ramah lingkungan, dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News