Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
"Tahun 2020 adalah pengalaman pembelajaran yang penting bagi kami dan kami menambahkan berbagai pemasok alternatif selama krisis itu untuk sebagian besar bahan baku utama kami," ungkap dia kepada Kontan.co.id, Kamis (10/3). Di sisi lain, SOHO meningkatkan ketahanan jaringan pasokan secara keseluruhan.
Adapun di semester kedua tahun lalu, SOHO juga merasakan inflasi yang tinggi pada sejumlah barang kemasan seperti kertas, aluminium, kaca dan plastik. Terkait bahan baku, kenaikan harga juga terjadi pada bahan baku tertentu seperti Vitamin C.
Melihat kondisi tersebut, SOHO secara selektif mengambil langkah kenaikan harga untuk beberapa SKU. Khususnya, yang terpengaruh langsung dengan kenaikan harga itu.
"Kami tetap memastikan harga produk kami tetap kompetitif di pasar dan terjangkau untuk semua pelanggan kami," imbuh dia. Adapun SOHO akan tetap waspada terhadap input price dan akan membuat penyesuaian harga lebih lanjut di masa mendatang, apabila benar-benar dibutuhkan.
Baca Juga: Soho Global (SOHO) membagikan dividen interim 2021 total Rp 250 miliar
SOHO berekspektasi, konflik geopolitik antara Ukraina dan Rusia tidak akan menimbulkan kelangkaan pasokan seperti yang telah dialami sebelumnya. Kendati begitu, pihaknya tetap akan berkoordinasi dengan pemasoknya dan terus mengawasi rencana pengiriman. Dengan demikian, emiten yang melantai di bursa sejak September 2020 itu tetap dapat mempertahankan tingkat stok, baik untuk bahan baku maupun barang jadi, di level normal.
Sekadar informasi, SOHO rata-rata memasok bahan baku untuk 90 hari dan bahan kemasan untuk 60 hari. Adapun untuk bahan kemasan, sebagian besar sudah diproduksi secara lokal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News