Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) kini punya pengendali baru yakni Sight Investment Company Pte Ltd, salah satu entitas milik CVC. Lewat pengendali baru, diharapkan mampu meningkatkan efisiensi operasional SILO.
Paulina Margareta dan Jocelyn Santoso, Analis Maybank Sekuritas mengungkapkan sebelumnya pengendali utama rumah sakit ini adalah PT Lippo Karawaci Tbk (LKPR) melalui anak usahannya PT Megapratama Karya Persada.
Namun pada 19 September 2024, LPKR mengumumkan menjual 18,57% atau senilai Rp 6,9 triliun dalam penawaran tender sukarela. Dengan demikian kepemilikan LKPR berkurang dari 47,66% menjadi 29,09%.
Baca Juga: Siloam International Hospitals (SILO) Punya Pengendali Baru, Cek Rekomendasi Analis
Kemudian Sight Investment Company Pte Ltd, yang dimiliki oleh CVC, membeli saham yang dilepas tersebut. Alhasil saham Sight Investment meningkat dari 10,4% menjadi 55,4% di SILO. Ini menjadikannya pemegang kendali baru di perusahaan tersebut.
Kendati demikian, perkiraannya tidak ada perubahan dalam tim manajemen dalam waktu dekat.
"Dengan peningkatan kepemilikan Sight Investment sebesar 45%, kami memperkirakan akan terjadi pengurangan sebagian di kepemilikan saham beredar bebas yang dimiliki oleh Prime Health Company Ltd dan publik," dikutip dari riset yang dipublikasikan Paulina dan Jocelyn, pada (23/9).
Sebagai pengendali baru, Paulina dan Jocelyn mencermati bahwa CVC merupakan perusahaan ekuitas swasta global dengan 130 perusahaan dalam portofolionya. Oleh sebab itu Maybank Sekuritas berharap akuisisi CVC akan membawa sejumlah perbaikan pada efisiensi operasional SILO.
Baca Juga: Diakusisi Investor Singapura, Begini Rekomendasi Saham Siloam International (SILO)
Untuk diketahui CVC memiliki 24 investasi di sektor perawatan kesehatan, mulai dari perusahaan farmasi, pusat perawatan spesialis, pengujian diagnostik, distributor medis, hingga jaringan rumah sakit.
"Kami berharap pengalaman dan keahlian global CVC akan berkontribusi pada pertumbuhan SILO," lanjutnya.
Maybank Sekuritas sendiri mempertahankan rekomendasi buy pada SILO dengan target harga Rp 3.500 per saham. Alasannya bukan hanya karena sudah diakuisisi Sight Investment, namun emiten rumah sakit ini memiliki profil pertumbuhan kinerja yang bagus dan rumah sakit swasta terbesar dengan 41 rumah sakit di 23 provinsi Indonesia.
Tengok saja pendapatan SILO pada periode Januari-Juni 2024 bertumbuh 13,90% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 6,01 triliun dibandingkan Rp 5,28 triliun pada posisi yang sama tahun sebelumnya.
Kemudian laba bruto tercatat sebesar Rp 2,36 triliun atau lebih tinggi 17,40% yoy dari laba bruto pada posisi yang sama tahun lalu senilai RP 2,01 triliun.
Baca Juga: Kuartal III-2024, Siloam International Hospitals (SILO) Telah Serap 60% Capex
Pada akhir 2024, Maybank Sekuritas memproyeksi CAGR pendapatan dan EBITDA masing-masing sebesar 10%. Penopangnya perluasan kapasitas, penyesuaian ASP, dan permintaan yang kuat dari segmen menengah ke atas.
Namun perlu diperhatikan katalis penekan emiten rumah sakit ini, seperti perlambatan ekonomi dan berkurangnya daya beli konsumen, menyebabkan preferensi perdagangan menurun.
Di sisi lain kenaikan signifikan dalam biaya input, yang tidak dapat dibebankan kepada pelanggan, serta perubahan regulasi yang tidak menguntungkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News