Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kehadiran papan pemantauan khusus memberikan saham yang telah lama tertidur di level Rp 50 bisa bangkit bergerak. Namun setelah dua pekan diluncurkan sejumlah saham malah bergerak turun.
Saham-saham yang masuk dalam Papan Pemantauan Khusus berpotensi turun paling dalam ke level Rp 1. Dengan begitu, saham mandek di level gocap bisa melorot ke level paling rendah tersebut.
Per Jumat (23/6), ada 12 saham penghuni papan pemantauan khusus yang ada di bawah Rp 50, yakni GAMA yang parkir di level Rp 21, MDRN di level Rp 22 dan HADE di Rp 24.
Baca Juga: Hati-Hati, Ada Saham-Saham Gocap yang Berpotensi Delisting
Kemudian ada saham EPAC, KIAS, PADI, MIRA, TAMU, TAMA, TARA, MKNT dan NASA yang kompak parkir di level Rp 20 hingga akhir perdagangan Jumat (23/6).
Senior Investment Informasi Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menuturkan walaupun berpotensi turun ke level Rp 1 itu memang karena ada perusahaan tersebut sedang dalam sentimen negatif.
"Kalau pun saham-saham tersebut terjun ke level Rp 1, secara nilai tentu akan membuat unrealized loss para pemegang saham semakin besar," ujar dia saat dihubungi Kontan, Minggu (25/6).
Untuk bisa membangkitkan saham-saham tersebut, Nafan bilang perlu ada usaha dari para emiten. Misalnya, manajemen perusahaan bisa melakukan aksi korporasi seperti pembagian dividen.
Baca Juga: Papan Pemantauan Khusus, Alternatif Jadi Jalan Keluar Bagi Investor Nyangkut
Namun untuk memberikan pemanis dividen, kinerja emiten juga perlu didorong agak bisa mencetak kinerja terutama bottom line yang imersif. Hal tersebut yang bisa membuat harga saham kembali terapresiasi.
"Bagi investor yang sabar dan yakin dengan perbaikan kinerja dari emiten, maka potensi unrealized loss akan berkurang, jika harga saham mengalami apresiasi," papar Nafan.
Pengamat Pasar Modal dan Founder WH Project, William Hartanto menyebut untuk tetap mempertahankan saham-saham karena pergerakan harga saham dipengaruhi oleh banyak faktor.
"Ketika ada saham yang turun ke harga Rp 1 akan ada banyak spekulan yang mencoba untuk beli karena persentase kenaikan setelah harga Rp 1 tinggi," ujar William.
Hindari Penghuni Papan Pemantauan Khusus
Perlu diingat tahap hybrid call auction ini, hanya saham-saham yang punya masalah likuiditas yang diperdagangkan secara call auction. Artinya, pada saat tahap full call auction makin banyak saham yang berpotensi turun ke Rp 1.
Baca Juga: Ada Papan Pemantauan Khusus, Rekomendasi Saham Hari Ini Bisa Anda Pantau
William merekomendasikan investor untuk menghindari dulu saham-saham dalam papan pemantauan khusus ini sambil mempelajari situasi yang terjadi. Namun kalau sudah paham bisa melakukan transaksi.
"Hindari untuk pelajari situasinya. Jika sudah mengerti pola perdagangannya bisa saja tetap transaksi di saham-saham tersebut," ucap dia.
Bagi investor baru, Nafan menyarankan untuk menghindari papan pemantauan khusus dan fokus mencermati saham yang masuk dalam indeks LQ45, IDX30 hingga IDX High Dividend 20 karena punya fundamental dan kapitalisasi pasar yang tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News